Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang ditugaskan sebagai investor proyek light rail transit (LRT) Jabodebek, akan segera mengajukan sindikasi perbankan untuk membiayai proyek ini.
Direktur Logistik dan Pengembangan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Budi Noviantoro menyatakan, pihaknya tengah masa persiapan pengajuan proposal. Menurutnya, KAI masih menunggu surat keputusan terkait skema pembayaran sindikasi oleh Kementerian Keuangan.
Budi bilang, jika surat dari Kemenkeu tersebut sudah selesai, maka dokumen pengajuan sindikasi tersebut akan segera dikirim ke Kementerian Perhubungan (Kemhub), Kementerian BUMN, dan ke Kemkeu juga.
Ia menyatakan, pihaknya akan mengajukan ke Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), yakni Bank Mandiri, BNI, BRI, juga ada PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI). Namun, kata Budi, masih ada kemungkinan untuk mengajukan ke perbankan swasta.
"Karena pinjamnannya besar tidak hanya Himbara, tapi bisa bank lain juga," katanya, Rabu (2/8).
Dia menyatakan, KAI akan langsung mengajukan sindikasi senilai Rp 18,5 tirliun. Namun, KAI masih akan bernegosiasi untuk bisa mendapatkam bunga 7% per tahun dengan tenor 20 tahun. "Perjanjian pinjamannya akan full, namun pencairannya tergantung progres fisik yang sudah dicapai Adhi Karya," paparnya.
Direktur PT Adhi Karya Tbk, Budhi Harto menyatakan, progres pembangunan fisik prasarana LRT Jabodebek sudah mencapai 17%. Ia bilang, saat ini Adhi Karya sebagai kontraktor sudah mengeluarkan dana pembangunan senilai Rp 3,4 triliun.
Dana tersebut berasal dari dana penyertaan modal negara (PMN) tahun 2015 milik Adhi Karya sebesar Rp 1,4 triliun dan pinjaman perbankan Adhi Karya senilai Rp 2 triliun. "Sebagian sudah dibantu dari pinjaman perbankan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News