Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
Shinta melihat, saat ini kondisi pasar nasional maupun internasional masih lesu. Apalagi tingkat pertumbuhan konsumsi masih sangat lambat.
Sehingga apabila dalam kondisi saat ini, industri manufaktur nasional yang memproduksi dengan tingkat yang lebih tinggi daripada laju permintaan pasar maka harga produk manufaktur dipastikan akan jatuh lebih dalam dan menyebabkan kerugian yang lebih tinggi.
Baca Juga: PMI Global mulai pulih, Sri Mulyani optimistis ekonomi akan tumbuh
Dengan faktor tersebut, ia memprediksikan, PMI manufaktur Indonesia pada kuartal III 2020 akan sulit melewati angka 50,0.“Menurut saya di kuartal III akan lebih sulit menembus angka 50 tapi tergantung demand-nya,” tutup Shinta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News