Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani memperkirakan realisasi investasi di 2021 akan lebih positif atau lebih tinggi dibandingkan 2020.
Meski begitu, Shinta pun menilai volume investasi di tahun mendatang pun akan dipengaruhi oleh beberapa hal.
"Volume investasi di sektor riil sangat tergantung pada implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan normalisasi ekonomi dari kekangan protokol-protokol terkait pandemi," ujar Shinta, Minggu (27/12).
Menurutnya, implementasi UU Cipta Kerja dan kelanjutan reformasi birokrasi akan mempengaruhi realisasi investasi, di mana reformasi tersebut mulai dari reformasi pada regulasi sektoral dan reformasi struktural di dalam negeri di sektor-sektor yang kurang produktif.
Lebih lanjut, Shinta menyebut adanya tren penurunan suku bunga BI tidak berperan banyak sebagai pendorong investasi .
Baca Juga: KSPI ramal bakal terjadi ledakan PHK di mana-mana pada 2021
"Karena pada kenyataannya suku bunga pinjaman nasional masih belum bergerak banyak dibanding sebelum pandemi, masih di kisaran 9%-10% atau lebih, meskipun suku bunga acuan BI sudah turun lebih dari 1%," kata Shinta.
Namun, shinta menyebut tren penurunan suku bunga acuan ini akan mempengaruhi daya tarik instrumen investasi pada portofolio pemerintah di pasar modal. Hal ini lantaran return dari portofolio pemerintah akan mengikuti pergerakan suku bunga acuan.
"Sehingga kemungkinan surat-surat utang pemerintah akan lebih sedikit diminati investor di 2021 dibanding di 2020," tambah Shinta.
Sementara, Shinta juga menilai investasi pasar saham pada portofolio dalam negeri non pemerintah cenderung bisa meningkat ke level sebelum pandemi di 2021.
Akan tetapi, hal tersebut bila Indonesia bisa menjaga stabilitas ekonomi makro nasional, menjaga momentum normalisasi dan pemulihan demand domestik juga melakukan reformasi ekonomi domestik agar lebih efisien dan produktif di tingkat nasional dan daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News