kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kadin minta Jokowi tunjuk Menhub yang pro nasional


Senin, 06 Oktober 2014 / 20:36 WIB
Kadin minta Jokowi tunjuk Menhub yang pro nasional
ILUSTRASI. Minal aidin wal faizin artinya doa agar kita masuk dalam golongan orang-orang yang kembali dan memperoleh kemenangan.


Reporter: Fahriyadi | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pelaku usaha logistik berharap implementasi program tol laut dan poros maritim yang akan dilakukan pemerintahan baru Joko Widodo (Jokowi ) dan Jusuf Kalla (JK) tidak menjadi ancaman bagi kedaulatan maritim dan industri maritim nasional. Oleh karena itu pelaku usaha logistik nasional meminta agar pos Menteri Perhubungan diisi oleh sosok yang lebih mementingkan kepentingan nasional dibanding asing.

Wakil Ketua Komite Tetap Penyedia dan Pelaku Logistik Kadin Indonesia Zaldi Masita mengatakan, implementasi tol laut harus berakar pada kekuatan nasional dan memprioritaskan industri domestik dibandingkan asing. Sebab esensi dari keduanya adalah untuk mewujudkan perekonomian maritim nasional yang berdaulat bagi masyarakat.

Dia mencontohkan saat ini dua terminal tersibuk di Tanjung Priok dan Tanjung Perak sudah dikelola oleh asing, bahkan konsesi bagi perusahaan asing tersebut diperpanjang oleh operator pelabuhan. Bahkan Terminal Petikemas Kalibaru juga akan dikelola oleh perusahaan luar negeri. "Ini situasi yang cukup memprihatinkan dan pemerintahan baru ke depan harus bisa menghentikan praktek liberalisasi seperti itu dengan cara memperkuat peran masyarakat pengusaha nasional," katanya dalam siaran pers, Senin (6/10).

Di sisi lain, Zaldi yang juga Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) itu menyoroti operator pelabuhan BUMN mengusulkan agar asas cabotage ditinjau ulang. Padahal kebijakan ini telah susah payah diperjuangkan oleh Indonesia sejak dulu dalam rangka mewujudkan kedaulatan negara dan ekonomi. Ini menjadi salah satu contoh bagaimana opini dibangun untuk memperlemah kedaulatan negara demi kepentingan asing.

Dia menilai, pemerintah ke depan harus cermat dalam menempatkan sosok Menhub yang benar-benar memiliki integritas yang kuat, rekam jejak yang baik dalam mendukung penguatan industri nasional dan memperkuat kedaulatan negara. "Jika salah menempatkan sosok yang pas, maka tol laut atau poros maritim akan merusak kedaulatan negara," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×