Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendorong sektor Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan industri tekstil menjadi lokotif penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Kadin Rosan Perkasa Roeslani usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di istana merdeka. Usulan tersebut ditujukan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). "Pertama kita bilang sebenarnya ini sedikit out of the box lah yaitu TKI," ujar Rosan di kompleks istana kepresidenan, Rabu (12/6).
Saat ini, TKI mencapai 3,6 juta orang. Namun, remitensinya masih kecil hanya sekitar US$ 11 miliar. Angka tersebut masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan remitensi TKI di Filipina. Rimitensi TKI di Filipina mencapai angka US$ 33 miliar dari jumlah TK hampir 3,5 juta.
Salah satu yang menjadi faktor pembeda adalah kualitas tenaga kerja. Rosan bilang kemampuan bahasa asing yang masih rendah mempengaruhi pendapatan TKI. "Jadi itu bisa dorong dengan program vokasi yang sedang didorong pak presiden ini," terang Rosan.
Kedua, sektor yang perlu didorong selama 5 tahun ke depan adalah pariwisata. Pengembangan industri pariwisata Indonesia perlu dipercepat.
Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia telah kalah dibandingkan Thailand. Devisa Thailand dari sektor pariwisata sebesar US$ 62 miliar dari 38 juta orang wisatawan sementara devisa Indonesia US$ 17 miliar dari hampir 15,5 juta wisatawan. "Jadi average spending dan average tinggal juga lebih lama," jelas Rosan.
Sektor ketiga yang diminta untuk digenjot oleh Rosan adalah tekstil. Di tengah perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, industri tekstil bisa menjadi sektor yang didorong bertumbuh.
Pertumbuhan industri tekstil mengalami lonjakan 25% hingga 30% tahun ini. Rosan bilang peluang tersebut perlu untuk segera dimanfaatkan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News