kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kadin dorong industri tekstil dan TKI jadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia


Rabu, 12 Juni 2019 / 18:32 WIB
Kadin dorong industri tekstil dan TKI jadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendorong sektor Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan industri tekstil menjadi lokotif penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Kadin Rosan Perkasa Roeslani  usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di istana merdeka. Usulan tersebut ditujukan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). "Pertama kita bilang sebenarnya ini sedikit out of the box lah yaitu TKI," ujar Rosan di kompleks istana kepresidenan, Rabu (12/6).

Saat ini, TKI mencapai  3,6 juta orang. Namun, remitensinya masih kecil hanya sekitar US$ 11 miliar. Angka tersebut masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan remitensi TKI di Filipina. Rimitensi TKI di Filipina mencapai angka US$ 33 miliar dari jumlah TK hampir 3,5 juta.

Salah satu yang menjadi faktor pembeda adalah kualitas tenaga kerja. Rosan bilang kemampuan bahasa asing yang masih rendah mempengaruhi pendapatan TKI. "Jadi itu bisa dorong dengan program vokasi yang sedang didorong pak presiden ini," terang Rosan.

Kedua, sektor yang perlu didorong selama 5 tahun ke depan adalah pariwisata. Pengembangan industri pariwisata Indonesia perlu dipercepat.

Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia telah kalah dibandingkan Thailand. Devisa Thailand dari sektor pariwisata sebesar US$ 62 miliar dari 38 juta orang wisatawan sementara devisa Indonesia US$ 17 miliar dari hampir 15,5 juta wisatawan. "Jadi average spending dan average tinggal juga lebih lama," jelas Rosan.

Sektor ketiga yang diminta untuk digenjot oleh Rosan adalah tekstil. Di tengah perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, industri tekstil bisa menjadi sektor yang didorong bertumbuh.

Pertumbuhan industri tekstil mengalami lonjakan 25% hingga 30% tahun ini. Rosan bilang peluang tersebut perlu untuk segera dimanfaatkan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×