Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BALI. Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meresmikan Bali Kompendium sebagai panduan berinvestasi.
Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, adanya Bali Kompendium akan memperjelas iklim investasi hijau di Indonesia. Dia pun mengatakan bahwa panduan ini sudah lama dinantikan oleh para pelaku usaha.
"Sehingga bagi pengusaha lokal dan investor dari luar yang memasang modalnya di Indonesia mereka sudah mempunyai panduan yang wajib diikuti, apalagi sudah disepakati oleh negara-negara G20," jelas Sarman pada media di Bali, Senin (14/11).
Baca Juga: Kementerian Investasi Luncurkan panduan Investasi Lestari
Sarman pun mengatakan adanya Bali Kompendium akan mempercepat proses investasi dalam negeri karena semuanya sudah diperjelas dalam satu buku panduan. Terlebih Indonesia juga berkomitmen mendukung ekonomi hijau.
Selain itu, Bali Kompendium bisa menarik investor untuk tidak ragu menanamkan modalnya di Indonesia.
Dikatakan sarman, panduan ini turut menjadi hal positif baik dari sisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) maupun perizinan baik daru pusat maupun daerah.
"Adanya panduan ini, dari awal kan sudah tahu. Oh ini panduannya seprti ini. Syaratnya seperti ini, kewajiban kami seperti ini, kan sudah jelas," papar Sarman.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan, Bali Kompendium adalah kebijakan yang disepakati negara-negara G20, yakni setiap negara bisa menyusun arah kebijakan investasinya dengan manghargai keunggulan-keunggulan di setiap negara.
Baca Juga: Bali Kompendium Diresmikan, Strategi untuk Keadilan Berinvestasi
Bahlil mengatakan, Bali Kompendium akan memberikan kebebasan bagi negara-negara G20 untuk menyusun kebijakan investasinya yang menyesuaikan keunggulan masing-masing negara.
"Bali Kompendium adalah sebuah konsep yang dibangun untuk memberikan kebebasan pada masing-masing negara untuk menyusun arah kebijakan investasinya dengan menghargai keunggulan-keunggulan komparatif di negara masing-masing," ujar Bahlil.
Baca Juga: Bahlil Sebut Hilirisasi Instrumen Jadi Negara Maju
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News