kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.483   51,00   0,33%
  • IDX 7.732   -3,27   -0,04%
  • KOMPAS100 1.202   0,01   0,00%
  • LQ45 959   0,18   0,02%
  • ISSI 233   -0,27   -0,11%
  • IDX30 493   0,20   0,04%
  • IDXHIDIV20 592   0,94   0,16%
  • IDX80 137   0,00   0,00%
  • IDXV30 143   0,17   0,12%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Jusuf Kalla sindir Golkar di depan Agung Laksono


Senin, 22 September 2014 / 16:57 WIB
Jusuf Kalla sindir Golkar di depan Agung Laksono
ILUSTRASI. Kumpulan gambar ucapan Jumat Agung 2023 atau Hari Kenaikan Isa Almasih.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

MAMUJU. Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla (JK), menyebutkan tidak ada selain dirinya yang menjabat sebagai Wakil Presiden hingga dua kali. JK mengatakan sejak zaman presiden pertama, Wakil Presiden selalu menjabat satu periode.

Hal itu diungkapkan JK dalam sambutannya di acara syukuran kemenangan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-JK di hotel Maleo, Mamuju, Sulawesi Barat. Acara tersebut juga sekaligus perayaan ulang tahun ke-10 Provinsi Sulawesi Barat.

JK mengatakan pada saat maju di pemilihan presiden (pilpres) 2004 mendampingi Susilo Bambang Yudoyono (SBY), ia bukanlah kader Partai Golkar yang didukung. Sedangkan pada pilpres 2014 dimana ia mendampingi Jokowi, mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar itu lagi-lagi tidak didukung partai berlambang pohon beringin itu.

"Karena partainya Pak Agung mendukung calon lain," kata JK yang disambut tawa para undangan, Senin (22/9).

Agung yang ia maksud adalah Agung Laksono, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar yang hadir di acara itu sebagai Menteri Koordinator kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra). Agung hanya ikut tertawa mendengar sindiran JK itu.

Pada pilpres 2014 Partai Golkar mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajas. Pascakemenangan Jokowi-JK, partai yang kini dipimpin Aburizal Bakrie atau yang akrab dipanggil Ical itu masih bersikukuh mendukung Kaolisi Merah Putih (KMP) yang berdiri di luar pemerintahan.

Dalam kesempatan itu ia menyinggung tugas pemerintah yang berkewajiban mensejahterakan rakyat. Menurutnya jika pemerintah tidak menjalankan tugasnya dengan baik, maka masyarakat akan menghukum dengan tidak lagi memilih pemimpin yang sama.

"Selama kita baik, masyarakat akan lebih baik lagi. Begitu kita tidak adil, masyarakat akan menghukum kita, itu tidak dipilih lagi," tandasnya. (Nurmulia Rekso Purnomo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×