Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
AKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali menekankan pentingnya efisiensi anggaran pelaksanaan Asian Games 2018.
Menurut dia, capaian prestasi atlet jauh lebih penting, daripada memboroskan anggaran untuk pelaksanaan event empat tahunan itu.
“Saya sudah jelaskan, trend dari pada olimpiade dan Asian Games itu, pertandingan Asian Games nomor dua besarnya setelah Olimpiade. Nah, karena itu sekarang mulai cost effective agar jangan jor-joran acara itu mewah,” kata Kalla usai memimpin rapat persiapan Asian Games 2018 di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (15/3).
Hingga kini, pemerintah belum mengetok palu berapa anggaran pelaksanaan Asian Games yang diperlukan.
Anggaran sebesar Rp 8,7 triliun yang diusulkan Panitia Penyelenggara Indonesia untuk Asian Games 2018 (Inasgoc) telah diminta untuk dievaluasi.
Meski demikian, Wapres menyatakan, revisi usulan anggaran tidak akan mengabaikan standar pelaksanaan Asian Games yang ditentukan Olympic Council of Asia (OCA).
“Kita juga penuhi standar-standar itu, tetapi tidak bermewah-mewah. Yang paling penting bagaimana kita berprestasi,” ujarnya.
Salah satu solusi yang ditawarkan untuk menekan pengeluaran anggaran, yaitu dengan memangkas jumlah cabang olahraga yang ditandingkan.
Wapres merujuk pelaksanaan Asian Games di Incheon, Korea Selatan tahun 2014, sebagai rujukan pelaksanaan Asian Games tahun depan.
Rapat Koordinasi Komite Asian Games 2018 (Corcom AG2018) yang diikuti Inasgoc dan Dewan Olimpiade Asia (OCA), Senin (6/3) lalu, memutuskan, Asian Games 2018 yang bakal digelar di Jakarta dan Palembang akan mempertandingkan 484 nomor dari 42 cabang olah raga.
Sementara, merujuk laman resmi OCA, www.ocasia.org, pelaksanaan Asian Games 2014 di Incheon mempertandingkan 437 nomor pada 36 cabang olah raga. Event tersebut diikuti oleh 9.501 atlet yang berasal dari 45 negara.
(Dani Prabowo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News