Reporter: Edy Can, Ahmad Fauzi | Editor: Edy Can
JAKARTA. Jurnalis KONTAN Fransiskus Parulian Simbolon memenangkan penghargaan Foto Jurnalistik Terbaik 2010. Ini merupakan penghargaan paling bergengsi Pewarta Foto Indonesia.
Foto karya Fransiskus berjudul "Dihadang Polisi", menggambarkan seorang aktivis Hak Asasi Manusia Sumarsih yang sedang berusaha mendekati mobil Wakil Presiden Boediono. Namun, aksi Sumarsih yang dilakukan setiap Kamis tersebut dihadang oleh polisi.
Sumarsih adalah ibu dari Benardinus Realino Norma Irawan (Wawan) mahasiswa Universitas Atma Jaya yang tewas saat peristiwa Semanggi I. Dia berjuang selama bertahun-tahun bersama dan para orang tua korban lainnya menuntut keadilan atas kematian putranya. Foto tersebut juga memenangkan kategori spot news.
Fransiskus mengatakan dia tidak sendirian meliput kejadian itu. Saat itu, Kamis (7/10) lalu, ada dua pewarta foto lain yang ikut memotret kejadian tersebut. Namun, dia justru menempatkan dirinya di belakang para peserta Aksi Kamisan tersebut. “Saya mencoba memposisikan diri seperti mereka, demonstran,” jelasnya.
Sebagai mantan seorang demonstran dan kini seorang pewarta foto, Fransiskus yang biasa dipanggil Ncus ini memandang penegakan kasus HAM sebagai sesuatu yang sangat perlu, dan tidak bisa dibiarkan atau ditinggalkan begitu saja. Menurutnya, ketika pemerintah ingin mendapatkan dukungan penuh dari rakyat, pemerintah harus berani menyelesaikan semua kasus-kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia.
Foto karya Ncus ini berhasil mengalahkan 3.200 karya foto jurnalistik yang masuk tahun ini. Foto tersebut dikirimkan oleh 311 pewarta foto dan masyarakat umum selama 2010 lalu.
Ncus ini juga meraih penghargaan di kategori lainnya. Pewarta foto yang setahun lebih bergabung dengan KONTAN ini meraih penghargaan untuk kategori daily life yang berjudul Memanen Jagung yang Tersisa.
Ketua Panitia Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2010 Kristianto Purnomo menyatakan, penghargaan ini untuk mempertajam usaha berita visual Indonesia. Dia berharap, penghargaan ini bisa mendorong pewarta foto menjalankan fungsinya untuk terus menggulirkan demokrasi, penegakan HAM dan kebebasan pers di Indonesia.
PFI juga memberikan penghargaan khusus yakni Abdi Karya Sepanjang Masa (Life Time Achivement) kepada tiga pewarta foto Abdul Wahab Saleh, Frans Soemarto Mendur dan Alexius Impurung Mendur.
Abdul Wahab Saleh adalah pewarta foto yang mengabadikan peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Oranye (kini Hotel Majapahit), Surabaya, Jawa Timur. Sedangkan Mendur bersaudara mendokumentasikan sejumlah peristiwa sejarah Indonesia salah satunya yang terkenal adalah foto proklamasi kemerdekaan Indonesia. Penghargaan Abdi Karya Sepanjang Masa ini diserahkan langsung oleh Ani Yudhoyono kepada pihak keluarga ketiga pewarta foto itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News