kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jumlah tenaga medis meninggal akibat Covid 19 mencapai 363 orang


Selasa, 15 Desember 2020 / 15:41 WIB
Jumlah tenaga medis meninggal akibat Covid 19 mencapai 363 orang
ILUSTRASI. Maret hingga pertengahan Desember 2020 ini, terdapat total 363 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid. KONTAN/ Fransiskus Simbolon


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat Covid 19. Dari Maret hingga pertengahan Desember 2020 ini, terdapat total 363 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid, yang terdiri dari 202 dokter dan 15 dokter gigi, dan 146 perawat.

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 107 dokter umum (4 guru besar), dan 92 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen dan satu dalam verifikasi yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI wilayah (provinsi) dan 92 IDI Cabang (Kota/Kabupaten). 

Baca Juga: Perhatikan, 5 cara menjaga kesehatan mata buat yang sering menatap layar komputer

Berdasarkan data propinsi jumlah tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid 19: 
 1. Jawa Timur 41 dokter, 2 dokter gigi, dan 43 perawat, 
2. DKI Jakarta 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat, 
3. Sumatra Utara 24 dokter dan 3 perawat, 
4. Jawa Barat 19 dokter, 4 dokter gigi, dan 19 perawat,  
5. Jawa Tengah 21 dokter dan 21 perawat, 
6. Sulawesi Selatan 7 dokter dan 3 perawat,
7. Banten 7 dokter dan 2 perawat, 
8. Bali 6 dokter, 
9. DI Aceh 6 dokter dan 2 perawat, Kalimantan Timur 5 dokter dan 3 perawat, 
10. Riau 5 dokter, 
11. DI Yogyakarta 6 dokter dan 2 perawat, 
12. Kalimantan Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi,  dan 6 perawat, 
13. Sumatra Selatan 4 dokter dan 5 perawat, 
14. Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat, 
15. Sulawesi Utara 3 dokter, 

Baca Juga: Tenaga ahli utama KSP menilai vaksin Covid-19 berbayar tidak menyalahi aturan

16. Nusa Tenggara Barat 2 dokter dan 1 perawat,
17. Sumatra Barat 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat, 
18. Kalimantan Tengah 1 dokter dan 2 perawat,
19. Lampung 1 dokter dan 1 perawat,
20. Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat,
21. Bengkulu 1 dokter, 
22. Sulawesi Tenggara 1 dokter dan 2 dokter gigi,
23. Papua Barat 1 dokter
24. Papua 2 perawat,
25. Nusa Tenggara Timur 1 perawat,
26. Kalimantan Barat 1 perawat, serta
27. DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat, 

Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini menurut Dr Adib Khumaidi, SpOT, Tim Mitigasi PB IDI, merupakan salah satu dampak dari peningkatan jumlah penderita Covid baik yang dirawat maupun yang OTG (Orang Tanpa Gejala). Dia juga bilang, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) yang baru saja selesai juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan Covid. 

"Kami menghimbau masyarakat dan kepala daerah serta pendukungnya untuk menghindari proses aktifitas yang melibatkan berkerumunnya massa. Dan bagi setiap orang untuk memeriksakan kesehatannya apabila terdapat gejala, dan melakukan testing meskipun juga tanpa gejala," saran Adib dalam rilis Selasa (15/12).

Tim Mitigasi IDI berharap para pemimpin daerah yang terpilih untuk memprioritaskan penanganan pandemi Covid dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan seraya melindungi para tenaga medis dan kesehatan. Tim Mitigasi IDI menghimbau masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan karena situasi penularan Covid di Indonesia saat ini sudah tidak terkendali. Adib bilang, saat ini vaksin Covid memang sudah tersedia, namun perlindungan maksimal harus dilakukan setiap orang.

Baca Juga: Realisasi insentif tenaga kesehatan mencapai Rp 3,09 triliun hingga 11 Desember 2020

"Tingginya lonjakan pasien Covid serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi peringatan untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M)," kata Adib Selasa 15 Desember 2020. Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri namun keluarga dan orang terdekat termasuk orang di sekitar. Adib mengatakan, pandemi ini akan berlalu dengan kerjasama seluruh pihak. 

Dr Drg Sri Hananto Seno, SpBM(K), MM, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menghimbau masyarakat agar memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya untuk menghindari penularan Covid. "Selain menjaga imunitas tubuh, perlu diperhatikan juga kebersihan mulut dan gigi terutama mengingat penularan utama Covid adalah melalui droplet atau cairan dari mulut. Tetap gunakan masker baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, rajin mencuci tangan, dan jaga jarak," ingatnya.

Harif Fadhilah, S.Kp, SH, M.Kep, MH selaku Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menjelaskan, berdasarkan data, selain perawat yang bertugas di rumahsakit, para petugas kesehatan (perawat) yang bertugas di Puskesmas merupakan yang gugur terbanyak kedua. Hal ini menandakan bahwa Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama masih memiliki perlindungan yang kurang memadai bagi tenaga kesehatan. 

Baca Juga: Satgas Covid-19: Pemerintah akan atur harga vaksin agar tidak terlalu mahal

"Kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Dinas Kesehatan daerah setempat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan Puskesmas juga meningkatkan perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan jumlah yang memadai serta perlengkapan fasilitas lainnya untuk mengatasi jumlah lonjakan pasien Covid yang saat ini banyak terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia," tegas Harif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×