kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jubir Luhut: Kenapa butuh 500 TKA China? Untuk mempercepat pembangunan smelter


Jumat, 29 Mei 2020 / 03:55 WIB
Jubir Luhut: Kenapa butuh 500 TKA China? Untuk mempercepat pembangunan smelter
ILUSTRASI. Beberapa tenaga kerja asing (TKA) membubut besi untuk kebutuhan pembangunan beberapa bangunan di salah satu perusahaan pertambangan di Konawe, Sulawesi Tenggara, Minggu (15/12/2019). Kementerian Ketenagakerjaan telah mengeluarkan aturan baru tentang jabat


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan, 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China sangat dibutuhkan di tengah upaya hilirisasi tambang di Indonesia.

Sebab kata Jubir Luhut itu, 500 TKA China yang rencananya datang pada akhir Juni atau awal Juli 2020 itu akan mempercepat pembangunan smelter nikel di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. 

"Saya akan bicara apa adanya saja. Rencana kehadiran 500 TKA China sekitar akhir Juni atau awal Juli adalah untuk mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi RKEF (Rotary Kiln-Electric Furnace) dari China," ujarnya melalui keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (28/5/2020). 

Baca Juga: Menko Luhut sebut investasi di Indonesia difokuskan pada green economy

Menurut jodi, teknologi RKEF akan membuat pembangunan smelter menjadi lebih ekonomis, cepat dan memiliki standar lingkungan yang baik. Bahkan kata dia, teknologi itu juga akan menghasilkan produk hilirisasi nikel yang bisa bersaing di pasar internasional. 

"Kenapa butuh TKA dimaksud? Karena mereka bagian dari tim konstruksi yang akan mempercepat pembangunan smelter dimaksud," kata dia. 

Nantinya kata Jodi, setelah smelter tersebut jadi, TKA asal Negeri Tirai Bambu itu akan kembali ke China. 

Baca Juga: Jumlah tenaga kerja asing di Indonesia 98.902, TKA China terbesar

Ia mengatakan saat smelter beroperasi, mayoritas tenaga kerja dalam negeri akan meneruskan pekerjaan tersebut. Jodi mengungkapkan hal tersebut bukan hal baru. Di Morowali, Sulawesi Tengah kata dia, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sudah menerapkan hal serupa. Ia mengatakan, saat ini pabrik IMIS telah beroperasi secara penuh, walaupun masih ada sedikit progres pembangunan fasilitas hilirisasi nikel yang sedang dikembangkan. 




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×