Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menekankan agar pendidikan kejuruan mengikuti perkembangan industri. Ia mencontohkan, saat ini sudah mulai berkembang industri ekonomi digital. Namui, masih banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tidak mengikuti perkembangan tersebut.
"Dunia sudah berubah cepat, artificial intelligence, big data, internet of things, virtual reality, 3D printing, kita masih jurusan bangunan, jurusan mesin," ujar Jokowi saat membuka Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Musrembangnas) 2019, Kamis (9/5).
Pada kesempatan itu, Jokowi mencontohkan perkembangan ketenagakerjaan di Filipina dengan skema Business Process Outsourcing (BPO). Hal itu membuat pekerjaan seperti di sektor jasa keuangan bisa dilakukan di Filipina.
Selain itu, SMK juga perlu dihubungkan dengan industri dan tidak berjalan sendiri. Hal itu akan membuat lulusan SMK sesuai dengan kebutuhan industri sehingga efektif mengurangi pengangguran. "Daerah ini agar di-link-an, link and match dengan industri yang ada," terang Jokowi.
Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu fokus Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2020. Jokowi menuturkan masalah SDM yang masih rendah dengan 51% tenaga kerja Indonesia berpendidikan lulusan SD.
Pengembangan SDM harus dilakukan secara masif. "Kita butuhnya jutaan yang kita upgrade, bukan ratusan ribu, bukan puluhan ribu," jelas Jokowi.
Peran serta daerah diperlukan untuk meningkatkan SDM. Peran tersebut dapat dilakukan dengan memberikan beasiswa atau pelatihan untuk upskilling mau pun reskilling SDM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News