Reporter: Fahriyadi | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tampaknya mulai kehilangan kesabaran lantaran pembangunan monorel belum juga ada kepastian dari PT Jakarta Monorail (JM) sebagai pelaksana proyek. Sampai saat ini, dokumen hasil kajian dan investor yang mendanai proyek untuk mengatasi kemacetan di Ibukota itu belum masuk ke meja Jokowi, begitu sapaan mantan Walikota Solo itu.
Jokowi menilai, PT JM lamban dalam melengkapi dokumen pelengkap yang dimintanya. Bahkan, bila sampai tenggat waktu yang diberikan belum juga menyelesaikan masalah itu, Pemprov DKI Jakarta bakal mencoret PT JM sebagai pelaksana proyek. "Coba ditanya ke mereka, nanti dikira saya yang lambat. Padahal, mereka belum menyerahkan dokumen yang saya minta," katanya, Rabu (27/2).
Namun, Jokowi tidak menyebut batas waktu yang diberikan kepada PT JM untuk menyerahkan dokumen penting tersebut. "Mestinya kalau deadline Maret, berarti memberikan dokumennya Januari ke saya. Itu kan lebih bagus," tandasnya.
Bila PT JM tidak siap dalam pendanaan, Pemprov DKI Jakarta akan segera mencari investor baru dengan konsekuensi tender proyek diulang lagi dari awal. "Ya, ganti investorlah. Yang minat sama monorel ini banyak, malah antre," ungkap Jokowi.
Meski mundur dari target, Jokowi tidak mempermasalahkan ketimbang memaksakan terus proyek dipegang oleh pihak yang tidak jelas.
Bovanantoo, Juru Bicara PT JM menyebutkan, tenggat waktu yang diberikan Pemprov DKI Jakarta sampai 18 Maret 2013. Alhasil, masih ada waktu dan PT JM terus berupaya mempercepat penyelesaian dokumen monorel yang diminta Jokowi.
Menurut Bovanantoo, PT JM baru membereskan tahap pengambilalihan saham mayoritas Jakarta Monorail oleh Ortus Group, perusahan manajemen investasi milik pengusaha Edward Soeryadjaya.
Asal tahu saja, PT JM memutuskan menggandeng Ortus Group untuk melanjutkan proyek monorel yang mangkrak. Perusahaan asal Singapura itu siap mendanai seluruh kebutuhan dana pembangunan sebesar Rp 7 triliun.
Ortus menyingkirkan Kalla Group yang sudah sejak awal tertarik menggarap monorel di Jakarta. Meski menyebut urusan dengan Ortus beres, PT JM nyatanya belum menyerahkan dokumen masuknya investor tersebut ke Pemprov DKI Jakarta.
Saat ini, Bovanantoo mengungkapkan, manajemen sedang membereskan pelepasan saham PT Adhi Karya (ADHI). "Kami sedang menyelesaikan pembelian kembali 7,5% saham PT Adhi Karya," akunya. Ia mengklaim, proses pembelian itu sudah hampir mendekati selesai. Pekan depan, akan diadakan penekenan kesepakatan dengan ADHI.
Kini, jajaran direksi JM tinggal menyelesaikan pembayaran tiang pancang monorel milik ADHI. Negosiasi masih berlangsung karena terdapat ketidaksesuaian besaran harga yang diminta ADHI dengan hasil audit oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Ihwalnya, selama ini, ADHI menagih biaya yang besarannya di atas hasil audit BPKP. "Ini yang tengah kami cari titik temunya. Jika sudah selesai dan dilunasi, kami segera menyerahkan kelengkapan dokumen ke Pemprov DKI Jakarta," janji Bovanantoo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News