Reporter: Fahriyadi | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Kelanjutan pembangunan monorel di Jakarta semakin jelas. Selangkah lagi, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memerintahkan
PT Jakarta Monorel melanjutkan kembali pembangunan proyek yang sudah mangkrak selama enam tahun itu.
Kemarin, Pemprov DKI Jakarta menggelar uji publik proyek monorel. Dalam kesempatan itu, PT Jakarta Monorail (JM) yang memang sebelumnya menggarap proyek monorel memaparkan sejumlah kajian yang diminta Jokowi, demikian sapaan mantan Walikota Solo ini.
Jokowi menjanjikan segera memutuskan setelah menerima dokumen tentang kejelasan utang-piutang dan masuknya investor baru, yakni Ortus Group, yang menggantikan PT Adhi Karya (ADHI) karena memutuskan mundur. "Saya bisa mengambil keputusan sekarang asal dokumen yang diserahkan PT JM lengkap," katanya, Selasa (12/2).
Jokowi masih memberi kesempatan kepada JM untuk membereskan masalah tersebut yang membutuhkan proses dan waktu. Intinya, Jokowi bilang, "Tahapan untuk monorel ini sebenarnya hanya tinggal keputusan politik."
Bovanantoo, Juru Bicara PT Jakarta Monorail menyebutkan, kelengkapan dokumen yang diminta Jokowi terus diupayakan secepatnya. Terutama menyangkut masuknya Ortus Group sebagai investor baru sekaligus pemegang saham mayoritas JM, penyelesaian 7,5% saham milik ADHI, dan pembayaran tiang pancang monorel senilai Rp 120 miliar.
Terkait investasi, Bovanantoo menjelaskan dana yang dibutuhkan mencapai Rp 6,9 triliun. Bujet tersebut sudah meliputi konstruksi, kereta, signaling, mechanical, bunga bank, dan lain-lain. Adapun jalur yang dibangun tetap, yakni green line dan blue line dengan estimasi bisa mengangkut sebanyak 800.000 penumpang per hari.
Untuk mencapai daya angkut sebanyak itu, JM bakal menggunakan gerbong monorel buatan Chongqing China. Kereta produksi perusahaan itu paling memungkinkan. "Kereta lainnya seperti Hitachi, Scomi, dan Bukaka, masih dikaji lagi," papar Bovanantoo.
Soal tarif, JM mematok Rp 9.000 untuk sekali jalan. Bahkan, Jokowi optimistis, tiket monorel bisa ditekan hingga Rp 8.000 tanpa ada subsidi dari negara. "Kalau penumpangnya kurang dari 160.000, itu bisa saja (harus disubsidi)," katanya.
Sulit direalisasikan
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan mengaku, pemaparan yang disampaikan PT JM dalam uji publik belum bisa meyakinkan tentang kelayakan proyek monorel, baik green line maupun blue line. Pertimbangannya, dua rute tersebut tidak memungkinkan memiliki potensi penumpang sebanyak 800.000 per hari.
Yang lebih realistis untuk mengatasi macet di Jakarta, menurut Azas, adalah dengan menambah kapasitas transportasi yang sudah ada seperti Transjakarta."
Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas pun mengamini. Menurutnya, dari awal, kedua jalur tersebut tidak layak dibangun monorel untuk mengatasi kemacetan di Ibukota. Atas dasar itu dan dari kajian MTI, pembangunan monorel cukup satu koridor saja, yakni green line. "Green line monorel bisa menjadi angkutan wisata dan belanja, serta efektif untuk jalur makan siang," tegasnya.
Darmaningtyas juga mengkritik kajian JM yang optimis bisa mengangkut 750.000 sampai 800.000 penumpang sehari dengan memakai gerbong monorel buatan China. "Angka ini terlalu optimis dan rasanya mimpi untuk bisa terwujud," terangnya.
Adapun Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak juga mengingatkan PT JM agar lebih rasional dalam mematok target daya angkut monorel. Nah, untuk mencapai 800.000 penumpang per hari, berarti monorel harus mengangkut 40.000 penumpang per jam per arah. "PT JM perlu memperhatikan headway-nya," ujar dia.
Terkait kapasitas angkut ini, Jokowi menganggap bukan persoalan utama. "Memang butuh waktu membelokkan dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Tapi, semua masih mungkin dilakukan," ucapnya.
Asal tahu saja, rencananya, proyek monorel yang dibangun PT Jakarta Monorail sepanjang 30 kilometer akan dibagi dalam dua rute, yaitu rute jalur hijau yang melintasi Kuningan - Dukuh Atas - Pejompongan - Senayan - Gatot Subroto - SCBD. Rute kedua atau jalur biru akan membentang mulai dari Kampung Melayu - Tebet - Casablanca - Tanah Abang - Mall Taman Anggrek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News