kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Jokowi: Kinerja Ekspor Berpotensi Menurun pada Tahun 2023


Kamis, 01 Desember 2022 / 09:45 WIB
Jokowi: Kinerja Ekspor Berpotensi Menurun pada Tahun 2023
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo saat Pembukaan Rakornas Investasi 2022 di Jakarta, 30 November 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat ada potensi penurunan kinerja ekspor Indonesia pada tahun 2023. Hal ini sehubungan dengan ketidakpastian global yang melemahkan kondisi perekonomian negara-negara mitra dagang. 

Seperti contohnya, ada perpanjangan kebijakan Zero Covid di China sehingga lockdown di negara tirai bambu diperpanjang hingga 6 bulan ke depan. Ini yang akan memengaruhi permintaan dari negara tersebut. 

“Kinerja ekspor kita pada tahun lalu (2021) dan tahun ini (2022) melompat sangat tinggi. Tapi hati-hati tahun depan bisa menurun karena masalah di China yang belum selesai. Ekonomi mereka juga turun karena kebijakan Zero Covid,” tutur Jokowi kepada awak media setelah acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022, Rabu (30/11) di Jakarta. 

Apalagi, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia. Hingga akhir Oktober 2022, ekspor non migas ke China memegang pangsa 26,65% dari total ekspor non migas Indonesia pada bulan laporan. 

Baca Juga: Pada Tahun Depan, Jokowi Minta Nilai Ekspor Indonesia Tetap Terjaga

Selain dinamika yang terjadi di China, ekspor Indonesia pada tahun depan juga akan terpengaruh dengan potensi resesi Amerika Serikat (AS) maupun negara-negara di Uni Eropa. Padahal, keduanya juga merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. 

Per akhir Oktober 2022, pangsa ekspor non migas ke negara Paman Sam tercatat 8,83% dari total ekspor, sedangkan porsi ekspor non migas ke Uni Eropa tercatat 7,74% dari total ekspor non migas pada bulan laporan. 

Senada dengan Jokowi, Gubernur BI Perry Warjiyo juga memperkirakan pertumbuhan ekspor pada tahun 2023 akan melambat. Ini nampak dari angka perhitungan BI terhadap proyeksi pertumbuhan ekspor di tahun depan. 

BI memperkirakan, ekspor pada tahun 2023 akan tetap tumbuh positif di kisaran 6,0% hingga 6,8% secara tahunan . Meski begitu, ini lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan ekspor pada keseluruhan tahun ini yang sebesar 14,9%hingga 15,7%. 

Pun, ini menurun dari realisasi pertumbuhan ekspor pada tahun 2021 yang pada waktu itu mencapai 24,04%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×