Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap industri batik bisa terus bangkit pasca pandemi Covid-19.
Presiden menyebut, batik tidak hanya soal keindahan dan makna filosofinya. Batik juga menjadi wajah dan kehormatan bangsa. Melalui batik juga tercipta sangat banyak lapangan kerja.
Dimana industri batik mampu menciptakan jutaan lapangan kerja. Jokowi menambahkan, artinya industri batik mampu berperan dalam memberikan penghasilan dan kehidupan bagi masyarakat.
Baca Juga: Gelar BBI dan BBWI Bengkulu 2023, Pemerintah Genjot Belanja Produk & Pariwisata Lokal
"Jutaan orang bekerja di industri batik kita dan memberikan penghasilan dan kehidupan. Tadi disampaikan Menteri Perindustrian nilai dan perputaran dari industri batik ini, dan saya melihat setelah pandemi ini insyaAllah kenaikannya akan lebih tinggi lagi," jelas Jokowi dalam Pembukaan Gelar Batik Nusantara, Rabu (2/8).
Saat ini, kata Jokowi Indonesia memiliki momentum yang sangat baik untuk mendorong industri batik bangkit. Hal tersebut lantaran perekonomian nasional mulai tumbuh baik sejak tahun lalu.
"Kita harapkan tahun depan juga akan semakin lebih baik. Dan juga berbagai event internasional dan nasional banyak diselenggarakan seperti hari ini Gelar Batik Nusantara," kata Jokowi.
Melalui giat Gelar Batik Nusantara, Kepala Negara menyebut menjadi wadah bagi pengrajin dan pengusaha batik untuk bangkit dan berkarya. Ia juga mengajak para desainer, pencinta batik dan seluruh masyarakat memanfaatkan momentum kebangkitan ekonomi untuk terus mengembangkan batik.
Baca Juga: Paramount Land Kembangkan Gading Serpong Jadi Kota Layak Bisnis, Begini Prospeknya
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri batik merupakan bagian dari subsektor industri tekstil dan pakaian jadi yang memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Agus mengatakan nilai ekspor batik pada 2022 sebesar US$ 64,56 juta. Meski nilainya kecil, namun jika dibandingkan tahun 2021 angka tersebut meningkat 35%.
"Nilai ekspor batik dan produk batik dari Januari sampai April (US$) 26,7 juta, target US$ 100 juta dan terus menerus kami tingkatkan perlahan tapi pasti," kata Agus.
Agus menyebut, membangun tradisi memakai batik harus digalakkan. Dimana batik memiliki nilai seni yang sangat tinggi yang dapat digunakan baik acara resmi dan casual.
"Ada makna baik dari aspek fashion, sosial budaya maupun ekonomi. Saat ini sudah terdapat 4 indikasi geografis batik. Batik tulis Nitik Yogyakarta, Batik Bengkulu, Sarung Batik Pekalongan, dan Batik Cengkrongan Indramayu," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News