Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Indonesia harus menjadi negara yang mampu mengolah sumber dayanya serta mampu memberikan nilai tambah dan menyejahterakan rakyatnya.
Adapun salah satu yang bisa dilakukan hanya melalui kebijakan hilirisasi. Jokowi menyebut, hilirisasi yang ingin pemerintah lakukan adalah hilirisasi yang melakukan transfer teknologi yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan.
"Pemerintah telah mewajibkan perusahaan tambang membangun pusat persemaian untuk menghutankan kembali lahan pasca-tambang," ujar Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI, Kamis (16/8).
Dia menegaskan, hilirisasi yang ingin dilakukan adalah hilirisasi yang tidak hanya pada komoditas mineral. Tapi juga nonmineral seperti sawit rumput laut kelapa dan komoditas potensial lainnya yang mengoptimalkan kandungan lokal dan yang bermitra dengan UMKM Petani & Nelayan sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil.
Baca Juga: Jokowi: Pemerintah Memiliki Strategi untuk Meraih Indonesia Emas Tahun 2045
Jokowi menambahkan, upaya ini sedang pemerintah lakukan dan harus terus dilanjutkan. "Ini memang pahit bagi pengekspor bahan mentah. Ini juga pahit bagi pendapatan negara jangka pendek. Tapi jika ekosistem besarnya sudah terbentuk, jika pabrik pengolahannya sudah beroperasi," kata dia.
Jokowi memastikan, kebijakan ini akan berbuah manis pada akhirnya. Terutama bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sebagai gambaran, setelah Indonesia melakukan setop ekspor nikel ore di 2020, investasi hilirisasi nikel mengalami pertumbuhan yang pesat. Saat ini ada sudah ada 43 pabrik pengolahan nikel yang akan membuka peluang kerja yang sangat besar.
"Ini baru satu komoditas. Dan jika kita konsisten dan mampu melakukan hilirisasi untuk nikel tembaga bauksit CPO & rumput laut," imbuh Jokowi.
Baca Juga: Jokowi: Tiga Fondasi untuk Raih Indonesia Maju Tahun 2045
Berdasarkan hitung-hitungannya, perkiraan dalam 10 tahun, pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai Rp 153 juta (US$ 10.900).
Sementara dalam 15 tahun, pendapatan per kapita Indonesia akan capai Rp 217 juta (US$ 15.800). Dan dalam 22 tahun, pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai Rp 331 juta (US$ 25.000).
"Sebagai perbandingan, tahun 2022 kemarin, kita berada di angka Rp 71 juta. Artinya dalam 10 tahun lompatannya bisa dua kali lipat lebih, dimana fondasi untuk menggapai itu semua sudah kita mulai, pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang pada akhirnya menaikkan daya saing kita," ujar Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News