Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Calon presiden Joko Widodo menegaskan komitmennya untuk menguatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika dia terpilih menjadi presiden.
Hal itu dikatakan calon presiden bernomor urut 2 itu ketika datang ke KPK untuk melakukan klarifikasi kekayaannya, Kamis (26/6). "Penguatan KPK ini ya untuk mengantisipasi yang bocor, bocor, bocor itu," ujar Jokowi.
Penguatan lembaga tersebut, lanjut Jokowi, dilakukan dengan dua program. Pertama adalah menambah anggaran hingga 10 kali lipat dari sebelumnya. Kedua, menambah jumlah penyidik demi optimalisasi kerja KPK.
"Ini semua agar KPK betul-betul jadi institusi yang kuat. Kami sangat mengapresiasi kerja KPK selama ini," ujar Jokowi.
Sebelumnya, dalam putaran kedua debat capres-cawapres yang bertemakan "Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat", calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengutip Abraham Samad yang menyebut kebocoran negara hingga Rp 7.200 triliun, meskipun setelahnya Prabowo mengatakan akan menutup kebocoran sebesar Rp 1.000-an triliun.
Menanggapi pernyataan Prabowo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan, jumlah itu terlalu berlebihan sebab pengawasan atas APBN dilakukan dengan ketat.
Chairul berpendapat, pernyataan Prabowo hanya dilontarkan dalam rangka kampanye. Pasalnya, Chairul menyebutkan bahwa APBN 2014 hanya mencapai Rp 1.500 triliun. (Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News