Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengikuti KTT ASEAN ke-36 secara virtual, Jumat (26/6). Dalam pertemuan itu, Jokowi meminta negara-negara ASEAN meningkatkan kerja sama kawasan.
Selain untuk kerja mempercepat pemulihan ekonomi, Jokowi menilai kerja sama kawasan ini menjadi penting di tengah pesismisme terhadap multilateralisme.
"Presiden mengatakan, di tengah pesimisme terhadap multilateralisme, maka kerja sama kawasan menjadi lebih penting untuk mengembalikan harapan terhadap multilateralisme yang efektif, efisien dan berkeadilan," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengutip pernyataan Jokowi, Jumat (26/6).
Baca Juga: Jokowi di KTT ASEAN tekankan percepatan pemulihan ekonomi dan kerjasama kawasan
Dia melanjutkan, di era new normal, kerja sama ASEAN dapat ASEAN led mechanism dapat menjadi mesin penggerak bagi stabilitas dan perdamaian kawasan.
"ASEAN harus menjadi guardian agar kawasan kita tidak menjadi ajang power projection negara-negara besar. Bapak Presiden mengatakan, ASEAN harus menjadi subject dan bukan menjadi object dalam politik global," tambah Retno.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi juga mengatakan bahwa persatuan dan sentralitas ASEAN menjadi kunci. Karena itu, dalam konteks kerja sama regional, Jokowi menekankan pentingnya memperkokoh Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik yang sebelumnya telah disepakati oleh para pemimpin ASEAN dalam KTT ke-34 pada 22 Juni 2019 lalu.
Dimana ini menekankan pada inklusifitas, kerja sama, ruled base order dan confidence building.
Baca Juga: Hadiri KTT ASEAN Ke-36, Jokowi tekankan dua tantangan besar negara di dunia
Adapun, KTT ASEAN ke-36 ini mengadopsi 2 dokumen. 2 dokumen tersebut antara lain "Leaders' Vision Statement on a Cohesive and Responsive ASEAN: Rising Above Challenges and Sustaining Growth" dan "ASEAN Declaration on Human Resources Development for the Changing World of Work".
Menurut Retno, dokumen pertama berisi terkait komitmen pemimpin ASEAN untuk memperkuat solidaritas dan mekanisme kawasan.
Ada beberapa hal yang digarisbawahi dalam dokumen tersebut seperti komitmen mengurangi dampak Covid-19, komitmen realisasi tepat waktu "ASEAN 2025: Forging Ahead Together", serta menekankan prinsip ASEAN Outlook on the Indo-Pacific sebagai pedoman pelibatan ASEAN di kawasan Asia Pasifik dan Samudera Hindia.
Sementara pada dokumen kedua para pemimpin ASEAN sepakat untuk mengembangkan SDM yang kompeten dan siap menghadapi perubahan dunia.
Baca Juga: Pejabat saling adu pedang di Asia Tenggara, hubungan China-AS kian membara
Untuk mencapai tujuan tersebut Indonesia dan setiap negara ASEAN antara lain akan memelihara budaya belajar di seluruh lapisan masyarakat dan meningkatkan kesadaran pengembangan keterampilan.
"Deklarasi juga menyoroti pentingnya inklusifitas pendidikan dan pekerjaan terutama bagi wanita, orang dengan disabilitas, lansia dan warga di wilayah terpencil. Juga menyoroti pentingnya penerapan inovasi dan penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar dan mengembangkan infrastruktur," kata Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News