kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.360.000 0,74%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jika Harga Telur Tidak Turun Minggu Ini, Bapanas Siap Lakukan Operasi Pasar


Rabu, 31 Agustus 2022 / 20:26 WIB
Jika Harga Telur Tidak Turun Minggu Ini, Bapanas Siap Lakukan Operasi Pasar
ILUSTRASI. Pedagang melayani warga yang membeli telur ayam di Pasar Jaya, Jakarta, Senin (6/6/2022). Jika Harga Telur Tidak Turun Minggu Ini, Bapanas Siap Lakukan Operasi Pasar.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) terus mendorong stabilisasi harga telur ayam sehingga dapat turun dan kembali ke harga keseimbangannya.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, apabila angka masih bertahan di level Rp 30.000 per kilogram (kg) sampai seminggu ini, NFA bersama sejumlah stakeholder akan turun melakukan operasi pasar.

"Apabila minggu ini harga tidak bergerak turun kita akan lakukan intervensi melalui operasi pasar. Diharapkan bisa turun bahkan lebih cepat dari targetnya Presiden,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (31/8).

Ia menjelaskan, kenaikan harga telur saat ini tidak bisa dilepaskan dari mekanisme pasar dalam menemukan kembali harga keseimbangannya.

Baca Juga: Ekonom Memprediksi Bakal Terjadi Deflasi pada Agustus 2022

“Di mana ada faktor biaya produksi seperti yang disampaikan Presiden, ada kenaikan variable cost-nya sehingga harga menyesuaikan,” imbuhnya.

Sebagai lembaga yang ditugaskan untuk mengkonsolidasi para stakeholder pangan, NFA telah mengumpulkan seluruh asosiasi peternak ayam petelur, pedagang telur ayam, peternak ayam boiler, produsen jagung, perwakilan pemerintah daerah sentra produksi jagung dan unggas, kementerian lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan guna membahas dan merumuskan komposisi pembentukan harga yang benar.

“Misalnya harga acuan untuk pembelian berapa, harga acuan untuk penjualan berapa. Ini sebenarnya kita sudah sepakati bersama. Kami kemarin sudah bertemu juga dengan teman-teman asosiasi untuk peternak layer, menyampaikan bahwa seharusnya harga telur tidak lebih dari Rp 30.000. Hari ini sudah mulai turun, sebelumnya Rp 32.000. Dalam waktu satu sampai dua hari ini akan sekitar Rp 30.000,” ujar Arief.

Arief kemudian mengungkapkan sejumlah faktor penyebab kenaikan harga telur ayam belakangan ini. Dimana ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga telur ayam.

Baca Juga: Kapan Harga Telur Ayam Bakal Turun? Ini Prediksi Presiden Jokowi

Pertama adalah kenaikan harga pakan. Dalam pembentukan harga pakan, ketersediaan dan stabilitas harga komoditas jagung sangat berpengaruh.

“Proses bisnis telur dimulai dari ketersediaan dan stabilitas harga pakan dengan bahan baku utama jagung. Sebenarnya NFA sudah memfasilitasi secara end to end. Salah satunya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga jagung sebagai bahan baku pakan ayam. Saat harga jagung di atas Rp 5.500, kami fasilitasi pendistribusiannya dari sentra-sentra produksi jagung sebagai pakan,” ungkapnya.

Untuk urusan pakan Ia menjelaskan, NFA telah memfasilitasi mobilisasi jagung mulai dari Sumbawa dan Dompu, Nusa Tenggara Barat, ke pulau Jawa dan provinsi lainnya. Langkah ini adalah upaya memindahkan stok jagung dari daerah yang surplus ke defisit.

"Intinya tidak ada alasan dari jagungnya. Kemudian ada komponen pakan impor. Jadi Pakan impor ini yang tidak bisa kita kendalikan. Ini harus disiapkan juga oleh lokal produksinya,” papar Arief.

Baca Juga: Proyeksi Deflasi Meski Harga Pangan Masih Tinggi

Faktor penyebab kedua adalah distribusi. Pasalnya distribusi hari ini mengalami peningkatan biaya yang sangat berefek ke pedagang atau distributor.

"Kalau kita liat, setelah berkeliling menemui teman-teman peternak. Telur ini sebenarnya angka yang wajar antara Rp 27.000 sampai Rp 29.000, itu angka yang wajar hari ini. Tidak mungkin lagi dikembalikan ke harga Rp22.000 seperti tahun lalu. Turun tetapi wajar, jangan kembali ke Rp22.000 kasihan peternak layernya, karena hari ini ada kesetimbangan baru yang disebabkan kenaikan variable cost pembentuk harga pokok produksi tersebut,” ungkap Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×