Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Wacana untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Rp 1.000 per liter dinilai akan memicu kenaikan inflasi pada tahun depan. Makanya, untuk tahun depan, DPR akan mendorong pemerintah untuk melakukan kebijakan penyaluran subsidi BBM yang tepat sasaran.
Anggota Badan Anggaran dari Fraksi PKS Andi Rahmat mengungkapkan, jika harga BBM dinaikkan bisa memicu kenaikan inflasi. "Kemungkinan (inflasi naik), karena ada dampak putaran pertama yang biasanya lebih besar biasanya (inflasi) bisa lebih dari 1%, lalu masih ada dampak putaran kedua," ujarnya Rabu (16/11).
Ia menambahkan, jika pemerintah menaikkan harga BBM pada Maret, maka dampak putaran pertamanya akan terasa sampai Agustus. Inflasi baru akan mereda menjelang puasa. "Mungkin (kalau BBM dinaikkan), inflasi (tahun 2012) akan ada di atas 7%," jelas Andi.
Catatan saja, dalam APBN 2012 pemerintah mematok target inflasi sebesar 5,3%. Angka ini lebih rendah ketimbang target inflasi yang dipatok dalam APBNP 2011 sebesar 5,65%. Dengan target inflasi tersebut, pemerintah tidak memperhitungkan adanya opsi kenaikan harga BBM.
Dalam APBN 2012 pemerintah telah menyepakati volume kuota BBM bersubsidi sebesar 40 juta kilo liter. Dengan catatan, sebanyak 2,5 juta kilo liternya dikunci penggunaannya, dan baru akan direview dalam APBNP 2012 nanti. Untuk menjaga agar konsumsi BBM bersubsidi terkendali di angka 37,5 juta kilo liter di tahun depan, pemerintah akan melakukan pengendalian konsumsi BBM untuk mobil pribadi se Jawa-Bali mulai April 2012 nanti.
Andi mengungkapkan keputusan untuk menyesuaikan harga BBM ada di tangan pemerintah. Hanya saja, ia bilang dalam pembahasan APBN 2012 DPR telah mendorong pemerintah untuk melakukan kebijakan subsidi yang terencana dan tepat sasaran. Tiga poin penting yang ditekankan dalam penyaluran subsidi adalah alternatif penggunaan energi bagi mereka yang memperoleh subsidi dan tidak, masalah perbaikan distribusi dan infrastukturnya, dan pemerataan penyaluran subsidi.
Anggota Komisi XI DPR RI ini juga bilang, selama ini subsidi BBM kurang tepat sasaran, karena sebagian besar pengguna BBM subsidi adalah masyarakat di Jabodetabek. Dari total subsidi BBM, sekita 50% nya digunakan oleh sepeda motor, dan 50% nya ada di wilayah Jabodetabek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News