kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang Ramadan, Jokowi Minta Ketersediaan Stok dan Stabilitas Harga Pangan


Senin, 26 Februari 2024 / 11:52 WIB
Jelang Ramadan, Jokowi Minta Ketersediaan Stok dan Stabilitas Harga Pangan
ILUSTRASI. Bulan Maret akan memasuki bulan Ramadan dan April akan merayakan Idul Fitri 1445 H.. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/24/10/2019


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang bulan ramadan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan seluruh kementerian/lembaga terkait menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga pangan.

Presiden Jokowi mengatakan, pada bulan Maret akan memasuki bulan Ramadan dan April akan merayakan Idul Fitri 1445 H.

Dia meminta seluruh kementerian/lembaga yang terkait agar waspada dan memastikan masyarakat dapat beribadah dengan khusyuk.

Baca Juga: Bisnis Ritel Fesyen Bakal Moncer di Lebaran

"Oleh sebab itu saya minta menjaga persediaan pangan dan juga stabilitas harga pangan, terutama bahan pokok dan juga percepatan pembagian seluruh paket perlindungan sosial dan jaminan sosial," ujar Jokowi saat membuka sidang kabinet di Istana Negara, Senin (26/2).

Selain itu, Jokoei meminta pengecekan persiapan infrastruktur dan moda transportasi yang akan digunakan untuk mudik oleh masyarakat.

"Saya kira setiap tahun kita selalu persiapkan karena ini adalah event tahunan," kata Jokowi.

Sebelumnya, DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyoroti kondisi beras yang semakin melonjak harganya. 

"Kami harus mengakui pedagang kesulitan mendapatkan beras premium karena memang stok yang dimiliki penggilingan juga terbatas," ujar Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan. 

Ikappi meminta semua pihak agar stok-stok yang dimiliki khususnya beras premium segera dikeluarkan, termasuk pabrik-pabrik lokal. Karena semakin tertahan beras premium, semakin naik harganya dan kondisinya akan semakin buruk. 

Ikappi melihat ada beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini termasuk molornya musim tanam dan musim panen otomatis. Kemudian tahun lalu produksi nya terbatas sehingga konsumsi tinggi yang terjadi ialah ketidakseimbangan antara supply and demand

"Kenaikan harga beras tahun ini mencapai 20% lebih dibandingkan tahun lalu. Dari Rp 14.000 per kilogram ke Rp 18.000 per kilogram," ujar Reynaldi.

Baca Juga: Siap-Siap, Semua Beban Hidup Bakal Menumpuk Mulai Maret Menjelang Ramadan

Ikappi mendorong kepada pemerintah untuk menggenjot produksi di tahun 2024, subsidi digelontorkan, subsidi pupuk juga diperbesar anggarannya dan skalanya di perluas sehingga produksinya lebih besar. 

Ikappi menilai, untuk saat ini menjelang ramadan penyelesaian persoalan beras solusinya ialah menggelontorkan stok yang dimiliki oleh pemerintah, perusahaan lokal, penggilingan untuk di drop di pasar tradisional. Termasuk mendorong satgas pangan mabes polri agar memantau stok yang dimiliki oleh pihak-pihak tersebut diatas agar tidak tertahan dan segera dikeluarkan. 

Ikappi juga meminta Bulog untuk memastikan pendistribusian beras medium ke pasar tradisional dan retail. 

"Jika bulog lebih fokus kepada bantuan pangan secara packaging nya dan tidak mengindahkan permintaan presiden untuk mengguyur di pasar tradisional dan retail maka lebih celaka lagi kondisi yang akan kita hadapi ke depan. Dan itu solusi yang kami tawarkan oleh IKAPPI kepada pemerintah dan semua pihak," pungkas Reynaldi.

 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×