kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Jawaban Jokowi soal Laut China dinilai sudah tepat


Senin, 23 Juni 2014 / 09:46 WIB
Jawaban Jokowi soal Laut China dinilai sudah tepat
ILUSTRASI. Pemegang gelar orang terkaya dunia saat ini adalah Bernard Arnault. REUTERS/Benoit Tessier


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Anggota tim sukses calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, Effendi Simbolon mengatakan, pernyataan Jokowi terkait Laut China Selatan sudah tepat. Dia menilai, justru capres Prabowo Subianto yang salah bertanya.

"Prabowo salah bertanya. Yang dijawab Jokowi sudah tepat, bahwa Indonesia tidak ada dalam konflik yang dimaksud," ujar Effendi usai debat ketiga capres di Kemayoran, Jakarta Utara, Minggu (22/6/2014) malam.

Ia mengatakan, Prabowo seharusnya bertanya soal peran Indonesia dalam konflik beberapa negara lain di Laut China Selatan. Maka, jawaban Jokowi sudah tepat, yaitu berperan aktif menjaga ketertiban dan keamanan dunia. Adapun soal konflik di Perairan Natuna, menurut dia, hal itu adalah konflik dua negara yang tidak terkait dengan Laut China Selatan.

"Harus diklarifikasi itu. Perairan Natuna itu perbatasan Indonesia dengan Vietnam, bukan konflik Laut Tiongkok Selatan," katanya.

Sebelumnya, dalam debat capres, Minggu, Jokowi mengatakan, Indonesia tidak memiliki konflik sama sekali dalam konflik di Laut China Selatan. Namun, Indonesia dapat mengambil langkah perang jika memang dibutuhkan.

"Tapi harus kita amati, cek apa kita masuk ke sebuah konflik yang justru membuat kita berhubungan tidak baik dengan Tiongkok, atau kita bisa memberi solusi atas konflik itu," kata Jokowi.

Medio Mei 2014 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia tidak termasuk negara yang memiliki persoalan dan klaim kawasan di Laut China Selatan. Namun, Indonesia mengambil tindakan tegas untuk meredakan ketegangan, terutama antara Vietnam dan Tiongkok.

Permasalahan Laut China Selatan masih belum mendapat titik temu. Negara-negara Asia saling mengklaim kawasan sengketa tersebut, yakni Malaysia, Vietnam, dan Taiwan. Kawasan Laut China Selatan diyakini memiliki cadangan minyak dan gas yang melimpah. (Deytri Robekka Aritonang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×