kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jawaban istana perihal realisasi investasi yang melambat


Rabu, 31 Oktober 2018 / 21:52 WIB
Jawaban istana perihal realisasi investasi yang melambat
ILUSTRASI. Paparan realisasi investasi penanaman modal PMDN-PMA


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Staf Khusus Presiden bidang ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan, secara umum Indonesia berpotensi untuk menyerap investasi sangat baik di akhir tahun.

Hal itu terlihat dari ekonomi yang masih tumbuh di atas 5% dan inflasi yang dibawah 3%. Sehingga daya beli terjaga, dengan ukuran pasar yang sangat luas.

Pun Indonesia juga menjadi salah satu tujuan utama investasi global. Meskipun pada kuartal III-2018 realisasi investasi Rp 173,8 triliun atau sedikit melambat 1,6% dari periode yang sama di tahun lalu.

"Namun demikian, realisasi sepanjang Januari-September 2018 masih positif, dengan kenaikan 4,3% (yoy). Hingga akhir September, realisasi investasi mencapai Rp535,4 triliun," katanya, Rabu (31/10).

Apalagi performa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) cukup menggembirakan, dengan akselerasi hingga 30,5 % (yoy) sepanjang Triwulan III-2018; sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) terkoreksi sekitar 20 % (yoy).

Adapun Erani mengatakan, penyebab koreksi pertumbuhan realisasi investasi dapat dipahami lewat dua hal, baik dari sisi domestik maupun global. Dari sisi domestik, beberapa hal yang terkait dengan perlambatan tersebut yakni depresiasi rupiah, yang menyebabkan biaya usaha semakin mahal karena sebagian besar pasokan bahan baku masih dari impor.

Kemudian, lonjakan harga minyak dunia, yang menyebabkan biaya produksi perusahaan cenderung meningkat. Kondisi ini berpengaruh terhadap pemenuhan kapasitas produksi perusahaan.

Sementara pengaruh global dapat dilihat dari beberapa kondisi yaitu perlambatan ekonomi global, sehingga mempengaruhi lalu lintas perdagangan dunia termasuk permintaan barang dari negara-negara emerging market.

Belum lagi, pengaruh kenaikan suku bunga the Fed bertransmisi ke sejumlah variabel ekonomi makro seperti nilai tukar, suku bunga, hingga biaya berusaha. Serta perang dagang Amerika Serikat dengan negara-negara penyumbang defisit neraca perdagangannya.

"Meski menghadapi tantangan, secara umum potensi Indonesia untuk menyerap investasi hingga akhir tahun sangat baik," tambah dia. Untuk itu, pemerintah terus berupaya agar realisasi investasi kembali meningkat hingga akhir tahun.

Untuk mencapai hal itu, pemerintah akan memantau implementasi kemudahan berusaha, seperti program Online Single Submission. Selain itu, pemerintah akan memperkuat promosi investasi ke negara-negara baru.

Asal tahu saja, investasi menjadi bagian penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Dalam struktur ekonomi Indonesia, komponen ini menyumbang sekitar 30% . Selain menentukan realisasi pertumbuhan ekonomi, investasi juga berperan lewat penyerapan tenaga kerja.

Penyerapan tenaga kerja membantu perekonomian dari sisi konsumsi. Investasi juga menjadi sumber penting dalam memasok valas ke ekonomi domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×