kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jakarta Selatan jadi lokasi awal rapid test virus corona, ini alasannya


Jumat, 20 Maret 2020 / 20:00 WIB
Jakarta Selatan jadi lokasi awal rapid test virus corona, ini alasannya
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020). Presiden Joko Widodo meminta kepada kepala pemerintah daerah untuk berkomunikasi kepada pemerintah pusat seperti Satgas COVID-19 dan Kementeri


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wilayah Jakarta Selatan jadi lokasi paling rawan penyebaran virus corona (Covid-19). Oleh karena itu akan dilakukan tes massal secara cepat atau rapid test di lokasi tersebut. Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.

"Kita memprioritaskan wilayah yang menurut hasil pemetaan menujukan indikasi yang paling rawan, di Jakarta Selatan," ujar Jokowi saat menyampaikan keterangan pers, Jumat (20/3).

Baca Juga: Makin besar, Sri Mulyani sisihkan Rp 62,3 triliun dari APBN untuk tangani corona

Rapid test akan diutamakan untuk orang yang melakukan kontak dengan pasien positif. Serta hasil dari penelusuran kontak pasien (contact tracing).

Nantinya tim kesehatan akan mendatangi dari rumah ke rumah. Rapid test dilakukan sebagai indikasi awal apakah seseorang terinfeksi Covid-19.

Juru Bicara Pemerintah untuk penanggulangan Covid-19 Achmad Yurianto juga menyampaikan rapid test akan dilakukan dalam penelusuran awal. Sehingga bila ada pasien positif, seluruh pihak yang melakukan kontak dengannya akan mengikuti rapid test.

Ia mencontohkan bila seorang pasien positif Covid-19 sempat ke kantor dalam 14 hari terakhir, maka seluruh pihak di kantor dalam ruangan kerja yang sama akan menjalani rapid test tersebut.

Baca Juga: Siap-siap, pemerintah mulai melakukan rapid test corona hari ini

Rapid test akan menggunakan spesimen darah untuk memeriksa imunoglobulin dari pasien. Tes itu lebih cepat dan mudah dilakukan dibandingkan dengan metode PCR yang membutuhkan waktu satu hari dan perlu laboratorium dengan level keamanan bio minimal level dua.

"Pemeriksaan dengan alat sehingga kemudian dalam waktu kurang dari 2 menit maka akan bisa kita selesaikan hasilnya," terang Yuri di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Namun, sensitivitas dari rapid test ini lebuh rendah dari PCR. Pasien yang diperiksa paling tidak harus dalam waktu satu minggu terinfeksi untuk menunjukkan hasil positif.

"Oleh karena itu hasl dari screening tentunya apabila positif maka akan kita tindak lanjuti dengan pemeriksaan PCR untuk memastikan positif yang sesungguhnya," jelas Yuri.

Baca Juga: Kabar baik, obat virus corona telah ada, Jokowi pesan sebanyak 2 juta

Meski begitu, pihak yang menjalani rapid test dengan hasil negatif bukan berarti dipastikan tak terjangkit. Oleh karena itu, pihak yang mendapatkan hasil negatif itu harus melakukan isolasi mandiri agar tak menjadi sumber penularan baru.

Asal tahu saja Yuri bilang di Indonesia terdapat risiko tertular sebanyak 600.000 hingga 700.000 orang. Saat ini kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai angka 369 kasus.

Pemerintah terus berupaya untuk menemukan kasus positif lainnya. Oleh karena itu akan disiapkan 1 juta paket peralatan untuk rapid test.

Baca Juga: Mendikbud Nadiem: Belajar di rumah tidak mudah, tapi...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×