kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jajaki obat Covid-19 potensial, Luhut minta bangun produksi di Indonesia


Senin, 18 Oktober 2021 / 21:40 WIB
Jajaki obat Covid-19 potensial, Luhut minta bangun produksi di Indonesia
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tengah melakukan kunjungan ke Amerika Serikat.

Salah satu tujuannya adalah untuk menjajaki kerja sama dengan sejumlah produsen yang berpotensi memproduksi obat virus corona (Covid-19). Penjajakan obat tersebut dilakukan untuk upaya mengatasi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak tahun 2020 lalu.

"Saat ini saya bersama dengan Menteri Kesehatan sedang berada di Amerika Serikat untuk melakukan pertemuan dengan Merck mengenai obat Molnupiravir," ujar Luhut saay konferensi pers usai rapat terbatas, Senin (18/10).

Luhut bilang selain obat produksi Merck, Indonesia juga tengah melakukan uji klinis tahap tiga pada obat Proxalutamide. Pengujian tersebut dilakukan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga: Luhut prediksi, awal tahun depan Covid-19 di Indonesia sudah jadi endemi

Ada pula obat alternatif lain yang diproduksi oleh Roche and Athea bernama AT-527. Seluruh obat tersebut telah dijajaki oleh Indonesia guna menjamin ketersediaannya.

Meski begitu, Luhut menegaskan Indonesia tidak akan hanya menjadi pembeli obat tersebut. Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu mendorong investasi produksi obat di Indonesia.

"Kita harapkan produsen obat tersebut melakukan kerja sama, melakukan investasi dan produksinya di Indonesia," terang Luhut.

Selain obat, Indonesia juga tengah mengembangkan vaksin Covid-19. Sebelumnya Indonesia juga melakukan pembelian vaksin kepada sejumlah produsen vaksin di dunia.

Baca Juga: Aturan diubah, DKI Jakarta bisa masuk kategori PPKM Level 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×