Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stabilisasi harga pangan menjadi perhatian pemerintah menjelang bulan Ramadan 2023.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menilai setidaknya ada dua faktor yang perlu diperhatikan pemerintah dalam menstabilkan harga pangan jelang Ramadan.
Pertama, ketersediaan stok yang cukup. Rendy menilai jelang Ramadan kerap diikuti dengan tren kenaikan permintaan pada kebutuhan pangan. Untuk itu pemerintah perlu memastikan kecukupan stok pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat Ramadan.
"Perlu dipetakan, di masa sekarang dan menjelang Ramadan nanti provinsi mana yang kenaikan harga barangnya mengalami lonjakan drastis dan bagaimana peluang penambahan permintaan di provinsi tersebut," kata Rendy pada Kontan.co.id, Rabu (1/3).
Hasil dari pemetaan tersebut dijadikan pedoman bagi pemerintah untuk menyalurkan beberapa komoditas dari daerah yang berlebih ke daerah yang stoknya kurang.
Baca Juga: Jika Penerimaan Pajak Drop, Sri Mulyani: Ekonomi RI Bakal Nyungsep
Kedua, terkait dengan jalur distribusi pangan. Menurutnya pemerintah perlu menjaga alur distribusi pangan khususnya komoditas yang memiliki rantai pasok yang panjang.
Misalnya dalam distribusi beras. Proses distribusi beras dari produsen ke pengepul hingga konsumen menurutnya relatif panjang. Perlu pengawasan alur di masing-masing titik agar tidak ada penimbunan yang disalahgunakan untuk memonopoli harga.
Selain itu, operasi pasar juga perlu dilakukan pemerintah terutama untuk menyasar kelompok rentan. Di mana, operasi pasar ini untuk menjual produk komoditas pangan tertentu yang saat ini harganya sangat tinggi untuk dijual dengan harga yang lebih rasional.
"Ini bisa dijadikan upaya untuk menjaga daya beli kelompok masyarakat menengah ke bawah," papar Rendy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News