kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.060   76,41   1,09%
  • KOMPAS100 1.056   15,99   1,54%
  • LQ45 831   13,98   1,71%
  • ISSI 214   1,38   0,65%
  • IDX30 424   7,59   1,82%
  • IDXHIDIV20 511   8,76   1,75%
  • IDX80 120   1,83   1,54%
  • IDXV30 125   0,81   0,66%
  • IDXQ30 141   2,26   1,63%

Jadi Wamenkeu, Thomas Djiwandono Dipercaya Urus Kegiatan Internasional


Kamis, 31 Oktober 2024 / 13:43 WIB
Jadi Wamenkeu, Thomas Djiwandono Dipercaya Urus Kegiatan Internasional
ILUSTRASI. Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dipercaya untuk mengurusi kegiatan internasional dan pembiayaan risiko sektor keuangan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/app/Spt.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membagi penugasan kepada tiga wakil menterinya untuk membantu tugas selama di Kabinet Merah Putih.

Salah satunya adalah Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono yang dipercaya untuk mengurusi kegiatan internasional dan pembiayaan risiko sektor keuangan.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Surjantoro menyebut, nantinya Thomas akan memiliki co-sign yakni Suahasil Nazara.

"Untuk pak Wamen Thomas itu nanti bertugas untuk urusan internasional dan pembiayaan risiko keuangan. Nanti co-sign-nya Pak Suahasil Nazara. Jadi ada co-signnya," kata Deni, Rabu (30/10).

Baca Juga: Kembali Menjabat, Sri Mulyani Beri Penugasan Khusus untuk Tiga Wamennya

Belum lama ini, Thomas Djiwandono memang ditugaskan untuk menghadiri kegiatan internasional yakni pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan Grup Bank Dunia (World Bank Group/WBG) di Washington D.C. pada 22 Oktober hingga 27 Oktober 2024 lalu.

Dalam pertemuan tersebut, berbagai isu global menjadi topik pembahasan. Salah satunya adalah peta jalan evolusi Bank Dunia dalam membantu negara anggota memenuhi kebutuhan Barang Publik Global (Global Public Goods), seperti energi hijau, pangan, kesehatan, infrastruktur, dan pengembangan sumber daya manusia yang bertujuan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan. Topik lainnya yang juga menjadi pembahasan adalah mengenai peran IMF dalam menangani peningkatan risiko ekonomi, moneter, dan geopolitik. 

Dalam 12th Ministerial Meeting of Coalition of Finance Minister for Climate Action, Thomas hadir sebagai co-chair bersama dengan Menteri Keuangan Belanda Eelco Heinen. Pertemuan tersebut membahas Climate Action Statement (CAS) sebagai koordinasi kebijakan iklim negara anggota, upaya Kementerian Keuangan mendorong capaian target Nationally Determined Contributions (NDCs), serta mobilisasi pembiayaan publik dan swasta untuk ekonomi hijau. 

Baca Juga: Terbang ke Washington, Wamenkeu Thomas Pamer Keberhasilan Transisi Pemerintahan

Thomas juga menekankan komitmen Indonesia dalam mendorong pasar dan pembiayaan karbon, serta peran swasta dalam mitigasi dan adaptasi untuk pencapaian NDCs. 

Dalam kesempatan tersebut, Thomas juga memaparkan inisiatif pembiayaan inovatif Indonesia, seperti Debt-for-Nature-Swap (DNS) dan penerbitan lebih dari US$ 7 miliar pembiayaan hijau dalam sukuk dan obligasi untuk ketahanan iklim serta perlindungan lingkungan. Inisiatif tersebut menunjukkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mengeksplorasi dan menerapkan mekanisme keuangan inovatif yang dapat mendorong dampak yang nyata.

Masih dalam rangkaian agenda G20, Wamenkeu juga menghadiri pertemuan Task Force on a Global Mobilization against Climate Change (TF-CLIMA). Pertemuan tersebut merupakan sebuah inisiatif dari Presidensi G20 Brazil yang mempertemukan Sherpa dan Finance Tracks untuk mendiskusikan pencapaian target iklim sesuai Paris Agreement. 

Baca Juga: Thomas Djiwandono Rayu Menkeu Australia untuk Tingkatkan Investasi di Indonesia

Thomas menyampaikan dukungan Indonesia terhadap upaya TF-CLIMA dalam menyediakan instrumen keuangan transisi yang dapat menyediakan berbagai jasa dan produk untuk mendorong dekarbonisasi. Menurutnya, transisi energi harus dilakukan secara adil dan terjangkau, meminimalkan dampak sosial dan ekonomi, serta peran masing-masing negara dengan mempertimbangkan prinsip common but differentiated responsibilites and respective capabilities (CBDR-RC). 

Di samping itu, Wamen Suahasil Nazara dan Anggito Abimanyu juga memiliki tugas yang berbeda-beda.

Suahasil Nazara akan bertugas untuk menangani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dukungan manajemen. Sementara, co-signnya adalah Anggito Abimanyu.

Kemudian, Anggito Abimanyu akan bertugas mengurusi penerimaan negara, baik pajak, cukai maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Dalam hal ini, co-signnya adalah Thomas Djiwandono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×