Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
"Presiden banyak yang harus didengarkan, ada partai politik, ada masyarakat yang lain, ada mahasiswa, ada berbagai elemen masyarakat," ujar Moeldoko. "Maka, sekali lagi bahwa Presiden mendengarkan, mendengarkan dengan jernih, mendengarkan dengan cermat, agar nanti langkah-langkah ke yang terbaik," imbuh dia.
Yang jelas, setelah mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran menolak UU KPK hasil revisi dan sejumlah RUU lain di berbagai daerah, Presiden mempertimbangkan untuk menerbitkan Perppu. Jokowi mengungkapkan hal itu usai bertemu puluhan tokoh di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/9).
Baca Juga: Romli Atmasasmita: Presiden Jokowi bisa dimakzulkan kalau terbitkan Perppu KPK
Namun, Ketua Umum Surya Paloh menyebut Presiden dan partai politik koalisi pendukungnya sepakat untuk tidak menerbitkan Perppu KPK. Kesepakatan itu Jokowi dan pimpinan parpol pendukung ambil saat bertemu di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (30/9) malam.
Sementara mahasiswa yang bertemu Moeldoko pada Kamis (3/10) kemarin memberi waktu sampai 14 Oktober bagi Jokowi untuk menerbitkan Perppu. Jika tidak, maka mahasiswa mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa yang lebih besar.
Penulis: Ihsanuddin
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Istana: Perppu KPK Seperti Buah Simalakama...",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News