kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Istana masih bimbang untuk memutuskan menaikan harga BBM


Senin, 04 Juli 2011 / 20:21 WIB
Istana masih bimbang untuk memutuskan menaikan harga BBM
ILUSTRASI. PT Kraft Heinz ABC Indonesia -?Sebagai brand kebutuhan masak sehari-hari, kecap ABC memperkenalkan program Suami Sejati Mau Masak, Terima Kasih Perasan Pertama yang mengajak suami-suami Indonesia untuk setara dengan istri. - Akademi Suami Sejati


Reporter: Yudo Winarto | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Sejauh ini belum ada keputusan yang keluar dari Istana soal kemungkinan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Padahal beban subsidi BBM dalam APBN 2011 pun terus membengkak.

Juru bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha menegaskan kebijakan pemerintah di bidang energi dan pangan adalah yang diutamakan untuk rakyat. Seluruh kebijakan yang diambil yang terbaik buat rakyat.

"Oleh karena itu pemerintah akan melihat berdasarkan pertimbangan untuk tidak mengorbankan rakyat," katanya di kompleks Istana, Senin (4/7)

Meski demikian, Julian menambahkan pemerintah pun tidak menutup kemungkinan untuk memilih jalan menaikkan harga BBM. Jika situasi dan kondisi sudah tidak dapat dihindari lagi. "Kalau pun ada hal yang tidak bisa dihindari dalam arti harus diubah kebijakannya, menaikkan harga dan mengurangi subsidi jadi bukan hal yang tidak bisa," katanya.

Untuk itu, Julian membenarkan sampai saat ini pemerintah terus berusaha mengkaji kemungkinan opsi-opsi yang bakal diambil. Namun sayang, sejauh ini belum ada kepastian kapan pemerintah memutuskan soal kebijakan BBM.

"Ini bukan semata-mata bergantung waktu tapi bagaimana menyikapi kondisi karena setiap perubahan kebijakan pemerintah ada konsekuensinya," paparnya.

Julian menyebutkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah memberikan arahan agar kebijakan soal energi dan pangan diperhatikan dengan baik. Kementerian terkait pun diminta melakukan penilaiannya dan hasilnya segera disampaikan ke SBY.

Tetapi sayangnya sampai detik ini belum ada keputusan resmi dari pemerintah. "Sampai saat ini saya belum bisa berikan informasi apapun karena belum ada perubahan sampai saat ini," katanya.

Sebelumnya, banyak kalangan mendesak agar pemerintah segera mengambil sikap terkait kebijakan BBM. Lantaran semakin mendekati akhir tahun 2011, biaya yang harus ditanggung pemerintah dalam menekan konsumsi BBM menjadi semakin tinggi.

Pertamina memperkirakan realisasi BBM bersubsidi tahun 2011 mencapai 41,4 juta kl. Hal itu berarti ada kenaikan dibandingkan dengan kuota BBM dalam APBN 2011 sebesar 38,46 juta kl.

Rinciannya, realisasi konsumsi premium tahun 2011 diperkirakan sebesar 24,9 juta kl atau naik dibandingkan dengan kuota dalam APBN 2011 yang sebesar 23,15 juta kl. Realisasi konsumsi minyak solar tahun 2011 diperkirakan sebesar 14,4 juta kl atau naik dibandingkan dengan kuota APBN 2011 sebesar 12,9 juta kl.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×