Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pihak Istana Kepresidenan mewaspadai virus corona sebagai risiko bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut bukan tanpa sebab disampaikan oleh Staf Khusus Presiden Arif Budimanta.
Kontribusi China terhadap Indonesia cukup besar mengingat ekspor ke China mencapai angka 16,6% dari total ekspor Indonesia. "Jadi kalau China bergejolak dari sisi demand maka akan berpengaruh terhadap ekspor Indonesia," ujar Arif saat konferensi pers, Senin (10/2).
Baca Juga: Kementan terbitkan rekomendasi impor bawang putih sebanyak 103.000 ton
Dari sisi ekspor, Arif mendorong ekspor ke pasar non tradisional. Oleh karena itu, perluasan pasar diperlukan untuk memperbaiki neraca dagang.
Selain sektor ekspor, China juga berpengaruh bagi sektor pariwisata Indonesia. Ditutup sementaranya penerbangan dari dan ke China membuat daerah yang mengandalkan pendapatan dari pariwisata tertekan.
Oleh karena itu, Istana Kepresidenan menyusun strategi salah satunya dengan mendorong kegiatan di kawasan yang terdampak seperti Bali. Arif bilang pertemuan baik pemerintah maupun swasta akan diarahkan ke lokasi pariwisata.
Baca Juga: Harum Energy (HRUM) pasang target produksi batubara hingga 4,5 juta ton di tahun ini