Sumber: TribunNews.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren investasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Pemerintah Indonesia kini agresif memanfaatkan momentum dan potensi tersebut dengan terus mendorong dekarbonisasi industri melalui penguatan infrastruktur dan penarikan investasi energi baru dan terbarukan (EBT).
Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia, Aryo Djojohadikusumo memberikan apresiasi langkah pemerintah memprioritaskan sektor EBT sebagai salah satu tujuan investasi.
"Presiden menyebutkan energi terbarukan, energi hijau berkali-kali. Beliau secara khusus menyebutkan tambahan dana segar," katanya dalam acara Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025 di Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Baca Juga: Kadin Indonesia Siapkan 7 Langkah Strategis Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi
Dalam penutupan Kongres VI Partai Demokrat di Hotel The Ritz-Carlton Jakarta pada Selasa (25/2/2025), Presiden Prabowo Subianto menilai nuklir sebagai salah satu energi terbarukan yang paling bersih.
Menurutnya, energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk sektor kesehatan, pengembangan benih pertanian, hingga sumber energi lainnya.
Aryo menjelaskan, sebagian besar dana mungkin akan disuntikan ke dalam sektor energi hijau dan terbarukan serta industri yang penting bagi energi hijau seperti mineral.
Langkah ini sejalan dengan salah satu rencana kerja Bidang ESDM KADIN Indonesia 2024-2029, yaitu energi baru, terbarukan, dan konservasi energi.
Menurut informasi Pusat Data KADIN Indonesia Bidang ESDM yang dikutip dari laporan International Energy Agency (IEA) pada Januari 2025, nilai investasi nuklir akan terus meningkat dari tahun ke tahun sesuai tiga skenario outlook energi dunia.
Pertama, The Stated Policies Scenario (STEPS) yang konservatif, investasi nuklir dunia akan naik dari saat ini USD 65 miliar per tahun menjadi USD 70 miliar per tahun pada 2030.
Dalam skenario ini, kapasitas reaktor nuklir akan meningkat lebih dari 50 persen mendekati 650 gigawatt (GW) di 2050.
Baca Juga: Kadin: PPN 12% Hanya Buat Barang Mewah, Langkah Strategis Jaga Daya Beli
Kedua, the Announced Pledges Scenario (APS) dimana terdapat dukungan pemerintah yang kuat serta kebijakan energi dan iklim berjalan tepat waktu, investasi nuklir bisa mencapai USD 120 miliar/tahun pada 2030 dengan kapasitas naik di atas dua kali lipat pada 2050.
Ketiga, dalam Net Zero Emissions Scenario, investasi USD 150 miliar/tahun pada 2030 dan kapasitas terinstal nuklir mencapai 1000 GW pada 2050.
Pada tahun 2023, lebih dari 410 reaktor telah beroperasi di 30 negara serta memasok 9% pasokan listrik global.
Jumlah ini diperkirakan naik menjadi 420 reaktor pada 2025.
Negara-negara di dunia (khususnya negara berkembang) saat ini terus berlomba membangun pembangkit nuklir sebagai energi alternatif.
Sebagian besar pembangkit yang dikembangkan memakai teknologi China dan Rusia.
Sebagai informasi, nuklir merupakan sumber energi rendah emisi kedua setelah hydropower, mampu memproduksi listrik 20% lebih tinggi dari angin dan 70% di atas solar panel.
PLTN juga mampu memberikan panas untuk industri, bahkan desalinasi (pemurnian) air laut menjadi air bersih. Sejak tahun 1971, energi nuklir telah mengurangi 72 gigaton emisi karbondioksida dari pembangkit batubara, gas alam alam dan minyak, serta memperkuat ketahanan energi di beberapa negara.
Baca Juga: Dewan Pengurus Kadin Mulai Ambil Langkah Hukum Soal Penyelenggaraan Munaslub Ilegal
Aryo menegaskan, KADIN telah memiliki program prioritas pada 2025 untuk inisiatif "Indonesia Hijau" dengan mempromosikan investasi dalam proyek-proyek EBT.
Upaya ini dilakukan dengan menarik investor dan mendorong pemerintah memberikan insentif investasi bagi investor yang tertarik EBT.
Sejauh ini terdapat tiga negara besar yang telah menawarkan proposal pembangunan pengembangan PLTN di Indonesia, yaitu Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China.
"Dari tiga negara dan kebetulan tiga-tiganya ini melibatkan anggota KADIN. Ini mitra dari luar negeri yang terlibat dengan anggota kami,” ungkapnya.
Pihak AS yang tertarik adalah Westinghouse Electric Corporation, produsen peralatan listrik terkemuka.
Sedangkan China diwakili China National Nuclear Corporation (CNNC), badan usaha milik pemerintah China di bidang tenaga nuklir.
Baca Juga: Dapat Dukungan dari Banyak Negara, Indonesia Siap Kembangkan Energi Berbasis Nuklir
Adapun Rusia diwakili Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom).
Menurut Aryo, proposal dari ketiga negara masih di tahap negosiasi bersama pemerintah Indonesia demi mencapai kesepakatan terbaik bagi negara.
"Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kita, di anggota-anggota KADIN Indonesia, sehingga sudah ada pembicaraan yang serius,” katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Tren Investasi Pembangkit Nuklir Dunia Melonjak, KADIN: Indonesia Siapkan Langkah Strategis, https://www.tribunnews.com/bisnis/2025/03/05/tren-investasi-pembangkit-nuklir-dunia-melonjak-kadin-indonesia-siapkan-langkah-strategis?page=all.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Glery Lazuardi
Selanjutnya: Bunga Deposito Tertinggi di Bank DBS di Bulan Maret 2025
Menarik Dibaca: Bunga Deposito Tertinggi di Bank DBS di Bulan Maret 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News