Reporter: Handoyo | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah Indonesia menyambut baik masuknya arus investasi dari China. Dengan masuknya investasi yang berasal dari perusahaan-perusahaan China tersebut, diharapkan dapat membantu penyerapan angkatan kerja baru, menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
“Kita ingin mendorong agar setiap investasi yang masuk dari luar negeri dapat menunjang pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran di Indonesia," Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, dalam siaran persnya, Kamis (11/6).
Hanif menambahkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, pemerintah Indonesia tidak hanya membutuhkan investasi yang berbentuk padat modal, melainkan juga butuh investasi yang bersifat industri padat karya sehingga kehadirannya dapat bermanfaat lebih banyak bagi para pekerja dan pencari kerja yang masih membutuhkan pekerjaan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Februari 2015 tercatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,4 Juta orang. Pemerintah sendiri menargetkan terciptanya 2 juta lapangan kerja baru setiap tahunnya untuk mempercepat pengurangan angka pengangguran.
Hanif mengatakan, untuk mengurangi pengangguran dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas di berbagai sektor industri memang membutuhkan adanya tambahan investasi yang berasal dari dalam maupun luar negeri
“Dengan peningkatan arus investasi yang masuk, maka diharapkan akan menunjang penciptaan lapangan kerja sekaligus memberikan transfer atau alih kemampuan, alih pengetahuan dan alih tekonologi bagi para pekerja di Indonesia," kata Hanif.
Kerjasama yang baik antara pemerintah Indonesia dan China di berbagai bidang yang selama ini terjalin, harus dimanfaatkan agar bisa menunjang perkembangan kerjasama sektor ketenagakerjaan antara kedua Negara.
“Selain masalah investasi, kita juga mengajak Tiongkok untuk meningkatkan kerjasama ketenagakerjaan diantaranya dalam bidang pelatihan kerja dan peningkatan produktivitas, penelitian, informasi pasar kerja, hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan," kata Hanif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News