Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng menyebut saat ini inklusi keuangan alias akses terhadap lembaga keuangan masyarakat baru mencapai 49%. Sedangkan Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DKNI) menargetkan 75% di tahun 2019.
"Sekarang 49%, target kita tahun ini kan 75%. Makanya ada gerakan menabung," jelas Sugeng usai rapat evaluasi DKNI 2018 di kompleks Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Ekonomi) Senin (21/1).
Gerakan ini dipelopori Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tujuannya meningkatkan inklusi di kalangan pelajar.
"Jadi kita ingin supaya inklusif masyarakat Indonesia seluruhnya terutama pelajar itu semua nanti punya rekening," jelas Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sardjito.
Selain itu, pemerintah juga akan mendorong penggunaan e-money atau penyedia layanan bayar seperti go-pay.
OJK nantinya akan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Kementerian Agama mengajak pelajar untuk memiliki rekening dan mendorong mereka untuk menabung.
Ke depan pemerintah akan membuat aksi hari menabung nasional pada hari tertentu. Mereka menyebutnya dengan "Aksi Indonesia Menabung".
"Membudayakan supaya mereka bisa saving karena kenyataannya rasio saving to GDP kita masih rendah sementara pendapatan kita meningkat, margin prosperity to save juga masih rendah," jelasnya.
Sugeng menginginkan Indonesia memimpin di kawasan Asean dalam hal rasio saving to GDP. Kebijakan ini akan ditegaskan oleh Presiden melalui Keputusan Presiden (Keppres). Rencananya, akan berlaku pada Agustus mendatang.
"Kita akan proses itu secara masif jadi kita sampaikan juga bahwa tim percepatan akses keuangan daerah supaya nanti daerah itu bisa mengerti potensi daerahnya apa," jelas dia.
Selain itu, Sardjito juga menjelaskan akan ada bisnis matching misal mempertemukan kebutuhan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan tim di daerah yang terdiri dari BI, OJK dan lembaga jasa keuangan daerah. "Jadi jangan sampai daerah tidak mengerti tentang finansial," jelas dia.
Untuk pelaporannya, pemerintah akan memuat di website sehingga tiap daerah bisa mempelajari daerah lain yang sudah lebih baik pelaksanaannya. Selain itu, akan mengusahakan bank membuka cabang dengan cakupan yang lebih luas.
Dengan usaha ini, Sardjito berharap ketahanan republik menjadi semakin kuat. Masyarakat bisa benar-benar menguasai pasar modal, sehingga menggeser investor asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News