kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Inilah Perbandingan Kasus Covid-19 Pasca Nataru 2021 dan 2022, Melonjak atau Menurun?


Rabu, 05 Januari 2022 / 08:31 WIB
Inilah Perbandingan Kasus Covid-19 Pasca Nataru 2021 dan 2022, Melonjak atau Menurun?
ILUSTRASI. bagaimana perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia setelah melewati masa libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022?KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, banyak yang bertanya-tanya, bagaimana perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia setelah melewati masa libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022?

Sebelumnya, banyak pihak khawatir terjadi lonjakan kasus Covid-19 akibat naiknya mobilitas warga selama masa liburan. Sebab, berkaca dari pengalaman, lonjakan virus corona selalu mengikuti masa libur panjang. Kenaikan Covid-19 pun terjadi pasca-libur Natal dan Tahun Baru 2021. 

Bagaimana dengan Nataru kali ini? 

Pandemi pasca-Nataru 2022 

Pemerintah mengeklaim, Indonesia mampu melewati masa Natal dan Tahun Baru 2022 tanpa lonjakan kasus Covid-19. 

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, RI mampu mempertahankan penurunan kasus virus corona di tengah lonjakan kasus yang terjadi di sejumlah negara. 

"Kita baru saja berhasil melewati periode libur Natal dan Tahun Baru 2022 tanpa adanya lonjakan kasus, bahkan kita berhasil mempertahankan penurunan kasus ini di tengah melonjaknya kasus dunia dan tantangan varian baru yaitu Omicron," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa (4/1/2022). 

omicron

Baca Juga: Ini Varian Terbaru Covid-19 Setelah Omicron dan Delmicron, Namanya IHU

Wiku lantas membandingkan situasi pandemi jelang dan pasca-Nataru tahun lalu. Ia mengatakan, kasus Covid-19 di Tanah Air mengalami peningkatan pada November 2020 sampai Januari 2021. Adapun saat ini, pada pekan pertama di tahun 2022, kasus positif Covid-19 diklaim mengalami tren penurunan. 

"Apabila berkaca dari penambahan kasus positif nasional pada minggu pertama tahun 2021, penambahan kasus positif nasional per satu minggu pertama di tahun ini (2022) sangat kecil jumlahnya," ujarnya. 

Klaim serupa juga disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. 

Baca Juga: Kasus Melonjak Jadi 254 Orang, Ini Gejala Covid-19 Omicron yang Banyak di Indonesia

Menurut Luhut, situasi pandemi virus corona di Indonesia terus membaik. Pada 26 Desember 2021 dan 2 Januari 2022, RI mencatatkan nol kasus kematian pasien Covid-19 alias zero death

Koordinator PPKM Jawa-Bali itu bahkan mengeklaim bahwa penanganan pandemi virus corona di Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara lain. 

Sementara itu, menurut data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, selama akhir Desember 2021 hingga awal Januari 2022 kasus Covid-19 harian cenderung fluktuatif. 

Pada 25-31 Desember 2021, penambahan kasus Covid-19 harian berkisar di angka 92-278 kasus per hari. Lalu, periode 1-4 Januari 2022, kasus Covid-19 harian berkisar di angka 174-299 kasus. Adapun angka kasus aktif juga naik-turun. 

Baca Juga: Jumlah Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Jakarta Naik Status Jadi PPKM Level 2

Berikut data Satgas Penanganan Covid-19 terkait kasus aktif Covid-19 selama 27 Desember 2021 sampai 4 Januari 2022: 

  • 27 Desember 2021: 4.496
  • 28 Desember 2021: 4.614
  • 29 Desember 2021: 4.528
  • 30 Desember 2021: 4.311
  • 31 Desember 2021: 4.292
  • 1 Januari 2022: 4.399
  • 2 Januari 2022: 4.382
  • 3 Januari 2022: 4.530
  • 4 Januari 2022: 4.658 

Pandemi pasca-Nataru 2021 

Menengok ke belakang, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sempat menunjukkan lonjakan pada akhir Januari 2021. 

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto menilai, peningkatan kasus tersebut disebabkan oleh momen libur Nataru yang digunakan masyarakat untuk melancong. 

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 akibat Nataru 2021 sekitar 40 persen. 

Baca Juga: Sudah Ada 254 Kasus Omicron di Indonesia, Ini Gejala yang Paling Banyak Dikeluhkan

"Ini naik (kasus Covid-19) kenapa? Karena liburan panjang kemarin. Setiap liburan data menunjukkan naik 40 persen," kata Budi, 28 Januari 2021. 

Budi mengatakan, dibanding November 2020, angka kasus aktif di akhir Januari 2021 meningkat tajam melewati angka 140.000. 

Adapun mengacu data Satgas Penanganan Covid-19, kasus virus corona fluktuatif selama awal Januari 2021. Namun demikian, cenderung terjadi peningkatan kasus harian. 

Pada 25-31 Desember 2021, kasus Covid-19 harian berkisar di angka 5.854 sampai 8.074 kasus per hari. Sedangkan pada 10 hari pertama Januari 2021 kasus Covid-19 harian berkisar di angka 6.877 sampai 10.617 kasus. 

Sementara, angka kasus aktif tercatat fluktuatif tetapi trennya meningkat. 

Berikut data Satgas Penanganan Covid-19 terkait kasus aktif Covid-19 pada 27 Desember 2020 sampai 4 Januari 2021: 

  • 27 Desember 2020: 108.452
  • 28 Desember 2020: 107.789
  • 29 Desember 2020: 108.636
  • 30 Desember 2020: 109.439
  • 31 Desember 2020: 109.963
  • 1 Januari 2021: 111.005
  • 2 Januari 2021: 110.400
  • 3 Januari 2021: 110.679
  • 4 Januari 2021: 110.089 

Tunggu waktu 

Masa libur Nataru baru berakhir beberapa hari. Sementara itu, pemerintah pernah menyatakan bahwa kenaikan kasus akibat libur panjang umumnya baru tampak 4-5 minggu usai periode libur. 

Hal itu terbukti ketika pada 5 Februari 2021 terjadi peningkatan kasus Covid-19 akibat dari Nataru 2021. 

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai bahwa klaim pemerintah mengenai tidak adanya lonjakan Covid-19 akibat libur Nataru terlalu dini dan tidak tepat. 

Saat ini, kenaikan kasus memang belum terlihat. Namun, potensi lonjakan pandemi tetap ada. 

"Ini perkara waktu dan kita berpotensi menghadapi lonjakan potensi gelombang ketiga itu nyata sekali, semakin nyata. Jadi kita jangan dininabobokan dengan istilah endemi," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (5/1/2022). 

Dicky mengatakan, situasi awal tahun 2022 sangat berbeda dengan awal tahun lalu. Oleh karena banyak penduduk yang sudah memiliki imunitas alami atau karena vaksin, kenaikan kasus Covid-19 akibat Nataru belum tampak hingga saat ini. 

Namun, ia meminta semua pihak tetap waspada. Dicky memprediksi, situasi pandemi naik di akhir Februari 2022.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perbandingan Kasus Covid-19 Pasca-Nataru 2021 dan 2022, Adakah Lonjakan?"
Penulis : Fitria Chusna Farisa
Editor : Fitria Chusna Farisa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×