Reporter: Hans Henricus | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) akan beralih ke tangan Indonesia. Saat ini, pemerintah sudah menyiapkan empat skema pengelolaan Inalum setelah kembali ke pangkuan Indonesia Oktober 2013 nanti.
Pertama, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) langsung mengambil alih Inalum. "Pengambilalihan melalui beauty contest atau tender," ujar Menteri Perindustrian MS Hidayat, usai sidang kabinet di kantor Presiden, Selasa sore (13/12).
Kedua, Menteri Keuangan mengambil alih lewat Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Ketiga, menggelar tender terbuka dan siapapun bisa ikut serta.
Keempat, Inalum menjadi BUMN baru. "Jepang keluar, sehingga tidak repot lagi untuk memulai lagi dari awal dan hanya tinggal diperkuat," kata Ketua tim negosiasi pengambilalihan Inalum itu.
Empat skema pengelolaan itu akan dibahas kembali dalam rapat dengan Presiden, setelah sepakat dengan pihak Jepang tentang proses pengambilalihan. Sebab, kata Hidayat, satu tahun sebelum Oktober 2013 harus ada keputusan antara lain tentang tata cara mengambil alih, harganya, serta proses pembayarannya.
Menurut Hidayat, sampai sekarang pemerintah tetap ingin 100% memiliki Inalum. Selain itu, Pemda Sumatera Utara juga akan dilibatkan untuk mengelola. Hidayat menambahkan, saat ini Kementerian Perindustrian sedang mengkaji Inalum sebagai kluster industri alumunium di Sumatera Utara.
Sebagai informasi, Inalum berdiri 6 Januari 1976 menurut Master of Agreement yang diteken 7 Juli 1975 di Tokyo. Saat itu, pemerintah Indonesia meneken perjanjian dengan pihak Jepang. Pemerintah Indonesia memiliki porsi 41% saham, sedangkan 59% sisanya milik Jepang melalui konsorsium Nippon Asahan Alumunium.
Kontrak Inalum akan berakhir pada 2013 nanti. Sesuai kesepakatan, tiga tahun sebelum kontrak berakhir Indonesia dan Jepang menegosiasikan kembali kepemilikan di Inalum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News