Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia melihat bahwa masih ada peluang bagi pemerintah untuk "mematahkan" proyeksi Bank Dunia terkait pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 yang diturunkan menjadi 5,0% dari proyeksi sebelumnya 5,2%.
Ekonom CORE Yusuf Rendy mengatakan, untuk tiga bulan ke depan, pemerintah dan instansi terkait harus fokus kepada domestik. Sasarannya bisa kepada menjaga konsumsi rumah tangga dan juga belanja pemerinta.
Baca Juga: Prospek ekonomi tertekan, pengusaha pilih tahan ekspansi gencarkan efisiensi
Namun, ia mengakui bahwa pasti diperlukan usaha ekstra, apalagi bila melihat kondisi global dan juga domestik yang masih terombang ambing. Meski begitu, Yusuf memberikan solusi yang sekiranya mampu dilakukan agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
Pertama, mendorong konsumsi rumah tangga bisa dilakukan dengan mempercepat transmisi dari suku bunga acuan dan suku bunga kredit. Yusuf melihat saat ini Bank Indonesia (BI) sudah melakukan pelonggaran kebijakan moneter dengan penurunan suku bunga acuan selama 3 kali hingga September 2019.
Namun, bank umum masih belum cepat melakukan transmisi dari kebijakan tersebut ke suku bunga kredit. Oleh karena itu, Yusuf berharap adanya percepatan transmisi tersebut yang dipandang bisa memengaruhi konsumsi.
Baca Juga: Bank Dunia turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% di 2019
"Transmisi lebih cepat, tentu penyaluran kredit juga bisa bergerak semakin cepat sehingga nantinya bisa juga untuk menggerakkan aktivitas konsumsi di masyarakat," tambah Yusuf kepada Kontan.co.id, Kamis (10/10).
Kedua, dari belanja pemerintah bisa dilakukan dengan melonggarkan defisit anggaran dengan menyasar pos-pos yang mendongkrak konsumsi. Dalam hal ini Yusuf menyoroti soal subsidi dan belanja bantuan sosial (bansos).
"Untuk bansos, bisa ditambah penyalurannya. Nanti bentuknya pasti bisa diperkirakan pemerintah," kata Yusuf.
Baca Juga: Pemerintah optimistis sebanyak 17 KEK akan diresmikan sampai akhir 2019
Meski begitu, Yusuf masih yakin kalau pertumbuhan ekonomi di Indonesia bisa lebih tinggi dari 5%, yaitu di level 5,1%. Yang menjadi pertimbangan adalah konsumsi yang masih tumbuh, bahkan di dua kuartal terakhir.
Oleh karena itu, Pemerintah juga dengan lembaga terkait harus bisa melakukan stimulus-stimulus ekonomi agar pertumbuhan nantinya tetap sesuai dengan perkiraan yang telah ditentukan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News