Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus mengupayakan berbagai langkah strategis untuk mengejar target penerimaan pajak di sisa akhir tahun ini.
Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pengawasan terhadap sektor-sektor ekonomi yang menunjukkan kinerja positif, misalnya saja sektor pertambangan.
"Yang kami kerjakan adalah bagaimana kami melakukan pengawasan tahun berjalan terhadap wajib pajak yang mendapat keuntungan secara ekonomi, peningkatan performance," ujar Suryo dalam Konferensi Pers APBN Kita, Rabu (11/12).
Baca Juga: Mantan Dirjen Pajak Ungkap Ketidakselarasan PMK dengan Undang-undang
Selain itu, DJP juga akan melakukan dinamisasi terhadap setoran pajak dari sektor-sektor yang menunjukkan kinerja positif, seperti sektor pertambangan dan perdagangan.
"Kami akan melakukan dinamisasi untuk meningkatkan setoran pajak mereka di tahun 2024," katanya.
Suryo juga menyoroti panjangnya proses administrasi perpajakan, mulai dari pengawasan, pemeriksaan, penagihan, hingga penegakan hukum.
Untuk itu, DJP akan memaksimalkan kinerja di sisa waktu sekitar 20 hari ini agar sesuai dengan ekspektasi target penerimaan.
"Sisa waktu 20 hari ini tentunya kami ingin memastikan apa yang dikerjakan oleh teman-teman kami di seluruh Indonesia itu realized, sesuai dengan ekspektasi baik besaran ataupun waktunya," imbuh Suryo.
Baca Juga: Hitungan Sri Mulyani Jika PPN 12% Berlaku, Kas Negara Kehilangan Rp 265 Triliun
"Itu bagaimana kami menguji kepatuhan perpajakan di tahun pajak di tahun-tahun 2023 dan sebelumnya. Kalau 2024 dengan pengawasan di tahun berjalan itu sendiri," katanya.
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 1.688,93 triliun hingga November 2024. Angka ini setara 84,92% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Selanjutnya: Indonesia Bebas Impor Gula dan Garam di 2025, Begini Respon ASRIM
Menarik Dibaca: Sering Dikira Sama, Ini Beda Postpartum Depression dan Baby Blues
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News