Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi
"Jadi aspek epidemiologis kita minta turun, tapi surveilans kesehatan masyarakat naik. Semakin banyak yang diperiksa atau di test dan hasilnya harus sedikit yang positif. Jangan sampai epidemiologis turun tapi ternyata surveilans-nya tidak dilakukan," imbuhnya.
Ketiga ialah aspek, layanan kesehatan juga harus dipastikan terpenuhi, misalnya alat kesehatan dari segi jumlah tempat tidur di rumah sakit di daerah tersebut, hingga APD yang tersedia.
Baca Juga: TNI dan Polri lakukan pendisiplinan PSBB di 1.800 objek
"Dari gambaran itu setiap daerah kan berbeda, nah nanti kita akan punya peta resiko dari seluruh daerah di Indonesia," kata Wiku.
Wiku memberi contoh bahwa di Jakarta tren sudah terlihat adanya penurunan, dibanding Jawa Timur yang masih tunjukkan tren mulai meningkat. "Jakarta sudah mulai menurun. Namun, pemudik yang nekat balik nanti bila tidak dicegah bisa menimbulkan second wave," ungkapnya.
Guna memudahkan masyarakat, Wiku menyarankan agar setiap masyarakat dapat memanfaatkan aplikasi Bersatu Lawan COVID (BLC). Dimana di dalamnya akan tersedia data tingkat resiko di setiap daerah hingga masyarakat juga dapat melakukan konsultasi mengenai Covid-19.
Baca Juga: Catat ya bagi warga yang terlanjur mudik, masuk Jakarta wajib rapid test dan tes PCR
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News