kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi diversifikasi dan adaptasi produk ekspor TPT di tengah pandemi Covid-19


Rabu, 24 Juni 2020 / 22:14 WIB
Ini strategi diversifikasi dan adaptasi produk ekspor TPT di tengah pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Industri tekstil. ANTARA FOTO/Maulana Surya/kye/18.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

Melihat fakta tersebut maka, strategi diversifikasi dan adaptasi produk ekspor TPT ialah, pertama, menentukan fokus pasar dan produk ekspor unggulan dengan spesifikasi tertentu, termasuk diversifikasi produk TPT untuk kesehatan seperti masker dan APD, mendorong percepatan penggunaan serat alam sebagai bahan baku industri, serta meningkatkan produk fesyen khususnya
fesyen muslim.

Baca Juga: Ini sembilan kebijakan yang harus dijalankan pemerintah pada tahun 2021

Kedua, melakukan penetrasi pasar melalui penyelesaian perundingan internasional, penyelesaian hambatan perdagangan, serta penguatan promosi dagang (daring/luring) dan branding. Ketiga, memperkuat peran perwakilan perdagangan.

Keempat, meningkatkan daya saing produk dan sumber daya manusian usia kecil menengah (UKM) ekspor melalui pendampingan dan konsultasi desain. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
memanfaatkan wadah seperti Indonesia Design Development Center (IDDC), Designers Dispatch Service (DDS), Good Design Indonesia (GDI), sertifikasi, dan branding.

Kelima, melakukan relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor, salah satunya dengan penerbitan Permendag No. 57 Tahun 2020 tentang Ketentuan Ekspor Bahan Baku Masker, Masker, dan Alat Pelindung Diri. Keenam, meningkatkan fasilitasi perdagangan.

Vice President Director PT Pan Brothers Tbk., Anne Patricia Sutanto, menegaskan pentingnya diversifikasi produk ekspor TPT yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar saat ini.

Baca Juga: Pemerintah dan Komisi XI DPR sepakati asumsi makro RAPBN 2021

Tantangan TPT selama pandemi COVID-19, adalah mayoritas brand menutup toko sehingga menyebabkan penundaan produksi. Kondisi tersebut disiasati dengan mendiversifikasi produk menjadi APD seperti hazmat protection, gown, shoe cover, dan masker dimana saat ini permintaan produk tersebut sangatlah besar, baik untuk pasar lokal maupun ekspor.

Selain itu, Anne juga menyampaikan hal utama yang perlu diperhatikan bagi pengusaha tekstil, yaitu menjaga hubungan komunikasi dengan buyer, menjalin kerja sama dengan perusahaan besar, ketepatan waktu pengiriman barang, serta memanfaatkan promosi secara daring karena kondisi Covid-19 yang diperkirakan berlangsung lama.

Atase Perdagangan RI di AS Wijayanto menyatakan siap menjembatani dan membantu memfasilitasi UKM yang ingin berdagang di AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×