Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku sudah memperkirakan adanya penurunan penyerapan tenaga kerja di Indonesia akibat pilihan pemerintah menekan current account deficit.
"Indonesia dengan sadar memilih pertumbuhan di bawah 6% untuk membuat ekonomi stabil, baru bicara pertumbuhan di pemerintahan berikutnya," pungkasnya di Kementerian Keuangan, Jum'at (25/4).
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), tenaga kerja yang terserap pada triwulan I 2014 mencapai 260.156 orang, terdiri atas realisasi proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 67.697 pekerja dan proyek Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 192.459.
Jumlah itu turun dibanding penyerapan triwulan I 2013 yang mencetak 361.924 orang, terbagi atas 148.521 dari PMDN dan 213.403 dari PMA. Padahal, realisasi penanaman modal pada triwulan I 2014 meningkat hingga Rp 106,6 triliun, atau 14,6% dari triwulan I 2013 sebesar Rp 93 triliun.
Lebih jauh, turunnya penyerapan tenaga kerja disebabkan investasi yang melambat akibat naiknya suku bunga. Meski demikian, pemerintah optimistis penyerapan tenaga kerja akan naik di 2015, terutama setelah imbas dari sektor manufaktur dengan orientasi ekspor yang mulai meningkat karena ada permintaan dari Jepang dan Amerika.
Di masa mendatang, Chatib menyebutkan, Indonesia harus meningkatkan produktivitas dan mulai meninggalkan industri padat karya karena ketidakmampuan bersaing dengan negara lain semisal Bangladesh yg mengupah pekerjanya hampir sepertiga dari upah pekerja Indonesia.
"Indonesia akan jadi 10 besar ekonomi dunia, tidak bisa hidupnya hanya dari upah buruh murah," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News