kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini saran Chatib Basri ke pemerintah untuk ungkit daya beli masyarakat


Rabu, 27 Januari 2021 / 18:16 WIB
Ini saran Chatib Basri ke pemerintah untuk ungkit daya beli masyarakat
ILUSTRASI. M Chatib Basri. Kompas/Priyombodo (PRI) 06-01-2014


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan periode 2013 hingga 2014 Chatib Basri mengatakan, salah satu isu yang dihadapi akibat pandemi Covid-19 adalah berkurangnya daya beli masyarakat.  

Sejauh ini, ia mengapresiasi upaya pemerintah yang sudah memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat miskin untuk mengungkit daya beli. Namun, ia menganggap ada hal ideal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah agar bantuan tersebut lebih terasa manfaatnya. 

Pertama, pemerintah perlu memperhatikan, siapa yang harus mendapat BLT?

Baca Juga: Sri Mulyani minta restu DPR terapkan cukai minuman berpemanis

Chatib bilang, selama ini definisi orang yang menerima BLT adalah orang miskin dengan rumah berlantai tanah, makan sehari hanya bisa dua hari, dan tinggal di rumah berdinding bambu. 

Namun, kadang masyarakat dengan kelompok hampir miskin maupun dari kelas menengah yang jatuh miskin akibat kehilangan pekerjaan, meski rumahnya bagus, sering tidak tersentuh BLT. 

“Maka dari itu, BLT harus diperluas bukan hanya kepada masyarakat miskin saja, tetapi juga mereka yang aspiring middle class atau mereka yang mau jadi kelas menengah tetapi belum bisa,” tambah Chatib. 

Baca Juga: Berharap produksi rokok turun 3,2%, cukai hasil tembakau mulai berlaku pekan depan

Kedua, terkait besaran BLT. Menurutnya, besaran BLT yang perlu ditambah dari Rp 600 ribu menjadi kisaran Rp 1 juta per rumah tangga. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×