kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini rincian anggaran stimulus ketiga yang sudah disalurkan pemerintah


Minggu, 03 Mei 2020 / 11:28 WIB
Ini rincian anggaran stimulus ketiga yang sudah disalurkan pemerintah
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kanan), Dirjen Pajak Suryo Utomo (kedua kanan), Dirjen Perbendaharaan Andin Hadiyanto (ketiga kanan) dan Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR) Luky Alfirman (ki


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menambah anggaran belanja sebanyak Rp 405,1 triliun ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020, yang akan digunakan untuk penanganan pandemi virus corona.

Fokus anggaran dari stimulus ketiga ini terbagi menjadi empat, yaitu belanja di bidang kesehatan, jaring pengaman sosial (social safety net), dukungan kepada industri, serta untuk program pemulihan ekonomi nasional.

Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Andin Hadiyanto mengungkapkan, sudah ada beberapa bantuan dari stimulus ketiga yag dicairkan pemerintah sejak April 2020 lalu.

Baca Juga: Pemerintah tetapkan kebijakan pemberian THR bagi PNS di tengah pandemi, begini isinya

Beberapa insentif yang telah diberikan antara lain, penyaluran bantuan sosial (bansos) program keluarga harapan (PKH) sebesar Rp 2,43 triliun, atau 6,4% dari total pagu anggaran Rp 37,4 triliun.

Rinciannya, sebesar Rp 2,29 triliun untuk pembayaran tambahan kepada 9,2 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima PKH Reguler di bulan April. Sebesar Rp 140 miliar untuk membayar tambahan penerima PKH sebanyak 810.944 KPM. Jadi, target penerima PKH di tahun ini bertambah menjadi 10 juta KPM.

"Kemudian, penyaluran bansos kartu sembako sebesar Rp 1,03 triliun untuk pembayaran tambahan 5,08 juta KPM penerima kartu sembako dalam rangka penanganan virus corona," ujar Andin kepada Kontan.co.id, Minggu (3/4).

Seperti diketahui, pada tahun ini pemerintah menambah target penerima kartu sembako, dari awalnya 15,2 juta menjadi 20 juta KPM. Nominal bansos ini pun ditambah dari semula Rp 150.000 per bulan menjadi Rp 200.000 per bulan, dengan total anggaran yang disiapkan senilai Rp 43,6 triliun.

Lalu, Penyaluran bansos berupa bantuan tunai sebesar Rp 3,49 triliun kepada 5,82 juta kepala keluarga (KK) di luar daerah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).

Nilai bantuan yang diberikan sebesar Rp 600.000 per bulan selama 3 bulan untuk setiap KK, dengan total pagu anggaran sebesar Rp 16,2 triliun.

Baca Juga: Terdampak corona, PPh UMKM 0,5% ditanggung negara selama 6 bulan

Pemerintah juga telah menyalurkan bansos berupa paket sembako tahap I sebesar Rp 248,13 miliar kepada 947.126 KK untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga miskin dan rentan miskin di wilayah Jabodetabek.

Sama seperti bansos sebelumnya, nilai paket dalam bantuan ini adalah sebesar Rp 600 ribu/bulan selama 3 bulan untuk setiap KK. Pemerintah pun akan menyalurkan bantuan ini akan setiap 2 minggu sekali.

Adapun pemerintah telah mengalirkan anggaran stimulus ketiga untuk program kartu prakerja sebesar Rp 1,61 triliun kepada 456.265 peserta, atau 8,05% dari total anggaran senilai Rp 20 triliun.

"Pencairan tersebut dilakukan untuk 2 batch pelatihan. Peserta untuk batch pertama sebanyak 168.111 peserta dan batch kedua sebanyak 288.154 peserta," papar Andin.

Selanjutnya, sampai dengan 30 April pemerintah telah melakukan penyaluran Dana Desa untuk 51.477 Desa, atau 68,7% dari total desa sebanyak 74.954 Desa. Total nilai penyaluran adalah sebesar Rp 20,41 triliun yang merupakan akumulasi penyaluran tahap II dan II.

Baca Juga: Pemerintah disarankan ubah program kartu prakerja menjadi bantuan langsung tunai

Menurut Andin, anggaran tersebut juga telah digunakan untuk penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) pada 8.157 Desa di 76 kabupaten/kota.

Beralih dari bansos, pemerintah di tahun ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5,9 triliun yang digunakan untuk pemberian insentif kepada tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19.

Alokasi insentif tersebut, akan diberikan kepada dokter spesialis sebesar Rp 15 juta per bulan, dokter umum atau gigi Rp 10 juta per bulan, bidan atau perawat Rp 7,5 juta per bulan, tenaga medis lainnya Rp 5 juta per bulan, serta santunan kematian sebesar Rp 300 juta.

Andin menjelaskan, anggaran ini diperuntukkan bagi sekitar 259.830 tenaga kesehatan, baik di pusat maupun daerah. Namun, saat ini pembayaran kepada tenaga medis masih dalam proses, jadi belum diketahui pasti berapa nilai yang telah tersalurkan.

"Untuk biaya klaim kepada rumah sakit (RS), pemerintah telah memverifikasi dan membayarkan sebesar Rp 944,68 juta kepada tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 di 3 RS. Diantaranya adalah RSUD Kota Yogyakarta, RS UGM, dan RS Mitra Keluarga Bekasi," kata Andin.

Selain itu, sampai dengan 30 April pemerintah telah menyetujui Rencana Kegiatan (RK) senilai Rp 773,32 miliar untuk dana alokasi khusus (DAK) fisik di bidang kesehatan, khususnya untuk penanganan Covid-19.

Dari pagu anggaran tersebut, pemerintah telah menyalurkan anggaran sebesar Rp 621,73 miliar atau sekitar 80,40% yang digunakan untuk pengadaan alat kesehatan (alkes), berupa ventilator, mobile x-ray, bahan medis habis pakai dan sebagainya. Juga digunakan untuk pembuatan atau rehab ruang isolasi non tekanan negatif (RINTN).

Jika ditotal, sementara ini pemerintah telah mengeluarkan anggaran stimulus sebesar Rp 30,78 triliun untuk insentif di bidang kesehatan dan jaring pengaman sosial. Jumlah ini tentunya akan terus bertambah seiring dengan penyaluran insentif lain ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×