kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ini penyebab Indonesia dilanda bencana banjir


Kamis, 23 Januari 2014 / 15:15 WIB
Ini penyebab Indonesia dilanda bencana banjir
ILUSTRASI. ki-ka: Presdir & CEO of Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, Wagub Bali, Tjokorda Oka Artha AS, Sekditjen Penyelenggaraan Pos & Informatika Kementerian Kominfo RI, Wayan Toni Supriyanto, CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Sudah menjadi langganan, intensitas hujan yang tinggi selalu diikuti dengan banjir di berbagai wilayah tanah air. Banjir yang terus terjadi seperti sekarang ini diakibatkan kapasitas tampung air di Indonesia yang sangat rendah.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Dedy Supriadi Priyatna mengatakan, kapasitas tampung air per kapita per tahun di tahun 2012 hanya mencapai 54 meter kubik. Padahal, kebutuhan minimal kapasitas tampung air di Indonesia adalah 1.975 meter kubik.

Kapasitas penampungan air Indonesia ini jauh di bawah negara tetangga. Misalnya Tahiland. "Thailand saja yang negara kecil sudah mencapai 1.200 meter kubik," ujar Dedy di Jakarta, Kamis (23/1).

Akibatnya ketika musim hujan terjadi maka aliran air melebar dan tidak dapat ditampung. Menurut Dedy, pembangunan waduk telah menjadi prioritas Bappenas.

Permasalahannya, kebutuhan dana untuk pembangunan waduk hingga benar-benar tercukupi mencapai Rp 4.000 triliun. Belum lagi terkendala masalah pembebasan lahan yang semakin sulit.

Dedy menjelaskan, pembangunan waduk harus menjadi komitmen bersama. Karena itu dalam hal ini Bappenas memprioritaskan program-program ketahanan air dalam pembahasan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×