kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BMKG: Hujan 2013 lebih parah daripada 2014


Senin, 20 Januari 2014 / 11:19 WIB
BMKG: Hujan 2013 lebih parah daripada 2014
ILUSTRASI. Pasar mengantisipasi keluarnya nada hawkish saat simposium ekonomi Jackson Hole berlangsung. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

­JAKARTA. Direktur Utama Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Edvin Aldrian mengungkapkan, berdasarkan data BMKG, curah hujan tahun 2013 lebih besar daripada tahun 2014.

Sebagai gambaran, pada tanggal 14 hingga 17 Januari 2013, rata-rata terdapat 9 hingga 10 titik yang menerima curah hujan tinggi lebih dari 100 milimeter kubik per hari. Lokasi-lokasi itu berada di Tanjung Priok (118 mm3), Kemayoran (193 mm3), Pakubuwono (110 mm3), Halim Perdanakusuma (148,2 mm3), Cengkareng (135 mm3), Kedoya (105 mm3), dan wilayah lain. 

"Di tanggal yang sama tahun 2014 ini, curah hujan kami yakini lebih rendah ketimbang tahun lalu. Malah ada 20 titik wilayah di DKI Jakarta yang peneliti kita jadikan tolak ukur," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/1/2014) pagi. 

Salah satu penyebab mengapa curah hujan tahun lalu lebih sedikit daripada tahun ini adalah tidak berkembangnya badai tropis di wilayah Asia, khususnya Asia bagian tenggara. Padahal, situasi tersebut telah diprediksi oleh BMKG sejak awal.

Meski demikian, pada tanggal 11 hingga 12 Januari 2014, Jakarta sempat menerima curah hujan di atas 100 mm3, yakni di Halim Perdanakusuma, Depok, Pasar Minggu, Lebak Bulus, Taman Mini, Mekarsari, Jagorawi, dan lainnya. 

Namun, secara umum kondisi tersebut tak lebih besar daripada tahun 2013. Edvin mengatakan, pihaknya akan terus memantau perubahan cuaca hingga berakhirnya musim penghujan di DKI yang diprediksi bakal berakhir hingga tiga setengah bulan yang akan datang. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×