Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Direktur Utama Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Edvin Aldrian mengungkapkan, berdasarkan data BMKG, curah hujan tahun 2013 lebih besar daripada tahun 2014.
Sebagai gambaran, pada tanggal 14 hingga 17 Januari 2013, rata-rata terdapat 9 hingga 10 titik yang menerima curah hujan tinggi lebih dari 100 milimeter kubik per hari. Lokasi-lokasi itu berada di Tanjung Priok (118 mm3), Kemayoran (193 mm3), Pakubuwono (110 mm3), Halim Perdanakusuma (148,2 mm3), Cengkareng (135 mm3), Kedoya (105 mm3), dan wilayah lain.
"Di tanggal yang sama tahun 2014 ini, curah hujan kami yakini lebih rendah ketimbang tahun lalu. Malah ada 20 titik wilayah di DKI Jakarta yang peneliti kita jadikan tolak ukur," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/1/2014) pagi.
Salah satu penyebab mengapa curah hujan tahun lalu lebih sedikit daripada tahun ini adalah tidak berkembangnya badai tropis di wilayah Asia, khususnya Asia bagian tenggara. Padahal, situasi tersebut telah diprediksi oleh BMKG sejak awal.
Meski demikian, pada tanggal 11 hingga 12 Januari 2014, Jakarta sempat menerima curah hujan di atas 100 mm3, yakni di Halim Perdanakusuma, Depok, Pasar Minggu, Lebak Bulus, Taman Mini, Mekarsari, Jagorawi, dan lainnya.
Namun, secara umum kondisi tersebut tak lebih besar daripada tahun 2013. Edvin mengatakan, pihaknya akan terus memantau perubahan cuaca hingga berakhirnya musim penghujan di DKI yang diprediksi bakal berakhir hingga tiga setengah bulan yang akan datang. (Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News