kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini pencapaian kinerja empat tahun Kemtan di infrastruktur pra-panen


Jumat, 23 November 2018 / 18:22 WIB
Ini pencapaian kinerja empat tahun Kemtan di infrastruktur pra-panen
ILUSTRASI. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) melaporkan kinerja empat tahun terakhir dan menyampaikan telah melaksanakan sejumlah program infrastruktur pra-panen yang menunjang kegiatan pertanian.

Direktur Jenderal PSP Pending Dadih Permana membagi kinerja sektornya menjadi lima unit kegiatan. Pertama pada pengelolaan irigasi, kedua pada perluasan dan perlindungan lahan.

Ketiga melalui penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan), keempat pada penyediaan pupuk bersubsidi. Dan kelima adalah menyediakan asuransi pertanian.

Dadih menyampaikan dalam empat tahun terakhir ini, pihaknya sudah merehabilitasi jaringan irigasi tersier sepanjang 3,12 juta hektare. "Kita tidak membangun irigasi baru karena itu adalah wewenang PUPR, tapi kami memfasilitasi tingkat usaha, rehabilitasi irigasi dan optimasi jaringan," jelasnya, Jumat (23/11).

Pada pengadaan alsintan, Kemtan dalam empat tahun terakhir telah menyerahkan 385.170 unit untuk berbagai jenis alat dan mesin. Penyerahan bantuan paling banyak terjadi pada tahun 2016 sebanyak 148.832 unit dan pada tahun ini hingga Oktober telah mencapai 115.435. Secara kumulatif alsintan yang paling banyak diadakan adalah traktor roda dua dan pompa air.

Menurut Dadih, berkat penyerahan bantuan ini, telah terjadi modernisasi pertanian sehingga efisiensi usaha tani naik 35%-48% lebih baik dari sebelumnya.

Kemudian terkait perluasan areal sawah, Dadih menjelaskan terdapat sejumlah alternatif selain mencetak area baru, salah satunya dengan mengonversi lahan rawa.

Hingga awal November ini, luas lahan rawa yang sudah dikonversi adalah 16.400 ha dari target seluas 41.000 ha. Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengembangkan di area luar Jawa.

"Kami sudah menyiapkan 500.000 ha untuk ditanami di tahun 2019 yang tersebar di Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi," katanya.

Adapun kegiatan optimasi lahan rawa ini baru dikerjakan dari tahun 2013 dan sudah menghasilkan total lahan sebesar 23.928 ha.

Sedangkan pada percetakan sawah, dalam empat tahun terakhir Ditjen PSP melaporkan sudah menghasilkan area sawah baku baru sebanyak 215.811 ha. Paling banyak terjadi pada tahun 2016 yang mencapai 129.096 ha, sedangkan pada tahun 2018 hingga data terbaru telah mencapai 6.402.

Terkait angka ini Dadih menjelaskan, target cetak sawah tahun ini sebenarnya adalah 12.000 ha dan masih setengah kinerja lantaran terganjal verifikasi data pada Survei, Investigasi dan Desain (SID).

Pada sektor pembagian pupuk bersubsidi, dalam empat tahun terakhir Kemtan telah menggelontorkan pupuk hingga 34,77 juta ton. Tahun ini sendiri, pupuk subsidi yang diberikan telah mencapai 7,41 juta ton.

Terakhir pada asuransi pertanian dibagi menjadi dua yakni Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS). Penyaluran AUTP dalam empat tahun ini telah mencapai 1,74 juta penerima.

Sedangkan untuk AUTS mencapai 133.306 penerima. Sayangnya terkait anggaran yang telah keluar untuk tiap lini kegiatan, Dadih tidak merinci data tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×