Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, setidaknya ada 48 korban jiwa dalam tsunami di Kota Palu dan Donggala yang terdata sampai pukul 10:00 WIB Sabtu (29/9).
Selain itu, sekitar 356 orang luka dan ribuan rumah rusak. Jumlah korban jiwa diperkirakan terus bertambah seiring dengan pencarian korban berlangsung.
"Tim SAR dan relawan menemukan beberapa korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala. Jumlah korban masih pendataan," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB pada rilis yang diterima KONTAN, Sabtu.
Gempa dengan magnitudo 7,4 terjadi kemarin di Sulawesi Tengah pukul 17:02 WUB dan membangkitkan tsunami di beberapa wilayah pantai di Donggala dan pantai Talise Palu. Gelombang I tsunami datang 20-25 menit pascagempa diikuti gelombang selanjutnya.
Tinggi tsunami antara 0,5 meter - 3 meter, dan menerjang pemukiman di sepanjang pantai. BMKG mengakhiri peringatan dini pada kemarin pukul 17:36 WIB.
BNPB menyebut, komunikasi lumpuh akibat listrik padam, sehingga menyebabkan pendataan dan pelaporan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala tak dapat dilakukan dengan cepat.
Saat ini, Bandara Palu Mutiara SIS Al-Jufrie sudah bisa menerima bantuan yang diantarkan oleh pesawat Hercules dan ATR. Namun, untuk penerbangan komersil, masih ditutup sampai 19:20 WITA hari ini.
Dalam catatan BNPB, kebutuhan mendesak juga diperlukan oleh para pengungsi. Antara lain, perbaikan listrik, perbaikan jalur komunikasi, permakanan dengan makanan siap saji, makanan bayi dan anak.
Selain itu, diperlukan tenda, terpal, selimut, vertbed, rumah sakit lapangan, tenaga medis, bantuan obat-obatan, dan air bersih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News