kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ini Biang Kerok Lonjakan Harga Telur Menurut Bapanas


Jumat, 08 Maret 2024 / 04:43 WIB
Ini Biang Kerok Lonjakan Harga Telur Menurut Bapanas
ILUSTRASI. Bapanas mengungkapkan, salah satu faktor harga telur naik adalah faktor input produksi di tingkat peternak mengalami kenaikan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu belakangan, terjadi kenaikan sejumlah harga bahan pokok. Salah satunya adalah telur. 

Terkait hal ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas) angkat bicara. 

Melansir Infopublik.id, Bapanas mengungkapkan alasan kenaikan harga telur salah satunya adalah faktor input produksi di tingkat peternak mengalami kenaikan, utamanya pada harga jagung pakan yang sering dijadikan pakan ternak ayam petelur.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

“Pemerintah sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) di kalangan petani di angka Rp 22.000 hingga Rp 24.000 dan di tingkat konsumen HET nya Rp 27.000 dengan asumsi harga jagung Rp 5.000. Namun sekarang harga jagung sendiri di angka Rp 7.000 di tingkat peternak,” ujar Gusti.

Gusti menyebutkan bahwa 60% pakan untuk ayam itu adalah jagung. Sedangkan komponen lain pun seperti Soybean Meal (SBM), Bungkil dan Katul pun mengalami kenaikan.

Baca Juga: Masuk Penen Raya, Petani Minta Pemerintah Jaga Harga Gabah di Level Rp 7.000/Kg

“Jagung hampir 60% dominan sebagai bahan pakan ayam petelur sehingga sangat dominan pengaruhnya. Kemudian SBM nya naik, Katul nya naik, bungkil kelapa sawitnya naik itu yang menyebabkan input daripada produksi dari peternak telur naik dan sekaligus akan berdampak pada harga di hilir,” paparnya.

Gusti pun menambahkan peternak telur belum lama mendapatkan kenaikan harga karena sebelumnya harga telur di tingkat peternak masih berada di HET.

“Peternak telur belum lama mendapatkan kenaikan telur ini karena beberapa waktu lalu harga telur di tingkat peternak di tingkat Rp 22 ribu-Rp 23rb di mana harga produksinya pun sudah naik sebenarnya dengan kenaikan harga jagung. Oleh karena itu pasti ada kenaikan sedikit,” tambahnya.

Baca Juga: Bapanas Sebut Kenaikan Harga Minyak Goreng Masih Wajar

Menyikapi itu, pemerintah berkomitmen terus menjaga harga di sisi hulu sampai hilir menimbang jumlah peternak di Indonesia mencapai 30 ribu yang sebagian besar adalah UMKM dengan produksi telur berada di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×