Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memperkirakan inflasi Desember tahun ini di kisaran 0,5%, lebih rendah dibanding inflasi di Desember tahun lalu yang tercatat sebesar 0,96%.
Menurut Josua, inflasi di Desember tahun ini dipengaruhi adanya tekanan harga pada beberapa komoditas pangan, terutama bumbu-bumbuan seperti cabai dan bawang. Tak hanya itu, inflasi di bulan ini juga dipengaruhi oleh adanya tekanan harga transportasi menjelang Natal dan tahun baru.
Meski demikian menurutnya, inflasi Desember tahun ini lebih stabil dibanding periode yang sama di tahun lalu. Hal tersebut, terutama dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di bulan ini yang cenderung stabil dibanding Desember tahun lalu.
Tahun lalu, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Sport Dollar Rate (JISDOR) Desember tahun lalu tercatat berada di kisaran Rp 13.600-Rp 14.000 per dollar AS. Hal ini mempengaruhi inflasi inti di Desember 2015 yang tercatat cukup tinggi, sebesar 3,95% YoY.
Sementara nilai rukar rupiah berdasarkan kurs referensi JISDOR sejak 1 hingga pertengahan Desember tahun ini berada di kisaran Rp 13.200-Rp 13.500 per dollar AS.
Selain itu, lebih stabilnya inflasi di bulan Desember tahun ini juga dipengaruhi oleh lebih stabilnya inflasi harga yang diatur pemerintah (administered prices), karena harga BBM yang masih rendah. "Itu jadi faktor juga kenapa inflasi Desember tahun ini lebih stabil dibanding tahun lalu," kata Josua, Jumat (16/12).
Ia memperkirakan, inflasi akhir tahun ini bisa berada di kisaran 3,2%-3,3% year on year (YoY), yang juga lebih rendah dibanding inflasi akhir tahun lalu yang sebesar 3,35% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News