kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Inflasi di bawah 4%, kunci menjaga bunga rendah


Kamis, 08 Desember 2016 / 13:25 WIB
Inflasi di bawah 4%, kunci menjaga bunga rendah


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai, salah satu kunci bagi Indonesia dalam menghadapi kondisi tingginya suku bunga AS di tahun depan adalah inflasi nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, inflasi nasional tahun depan perlu dijaga agar tidak melebihi angka 4%.

Menurut Mirza, pihaknya terus mewaspadai kebijakan yang diambil Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih. Tak hanya itu, BI juga terus mewaspadai respon dari Bank Sentral AS terhadap kebijakan Trump.

Menurutnya, proyeksi kenaikan suku bunga AS sebanyak dua kali di tahun depan sudah diperhitungkan BI. Namun, jika The Fed merespon kebijakan Trump dengan menaikkan suku bunga AS lebih dari dua kali maka hal tersebut masih perlu dipelajari lagi.

"Inflasi harus kita jaga, usahakan jangan lebih dari 4% tahun depan karena kita menghadapi situasi suku bunga di luar naik maka di dalam harus dijaga supaya inflasi tidak naik," kata Mirza, Rabu (7/12).

Menurutnya, jika inflasi naik tajam di tahun depan, respon kebijakan moneter Indonesia juga perlu dicermati.

Mirza juga mengatakan, salah satu cara untuk menjaga inflasi di tahun depan yaitu melalui pengelolaan inflasi yang bersumber dari harga yang diatur oleh pemerintah, khususnya melalui kenaikan tarif dasar listrik sebagai dampak pencabutan subsidi untuk pengguna listrik 450 volt ampere (va) dan 900 va.

Pihaknya menyarankan agar pemerintah time table pencabutan subsidi listrik yang tidak hanya menyehatkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), tetapi juga yang meyehatkan inflasi. "Supaya ini semua seirama antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, supaya kita bisa menyambut tahun ekspansi," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×